Bogordaily.net – Sebuah bus di Kota Tua Yerusalem jadi korban serangan penembakan teroris pada Minggu, 14 Agustus 2022 waktu setempat.
Polisi dalam keterangannya mengatakan berhasil menangkap seorang tersangka pelalu penembakan, di mana dua korbannya dilaporkan kritis.
Juru bicara polisi, Kan Eli Levy mengatakan kepada radio publik bahwa aparat telah mengamankan ‘teroris’ tersebut.
“Teroris ada di tangan kita,” katanya, beberapa jam setelah serangan yang terjadi tidak jauh dari Tembok Barat, tempat ibadah paling suci bagi orang Yahudi, seperti dikutip dari Rmol, Senin 15 Agustus 2022.
Seorang pria bersenjata mulai menembakkan peluru ke bus angkutan umum dan orang-orang di luar kendaraan dalam serangan menjelang fajar, di halte bus Situs Pemakaman Raja Daud, kenang sopir bus yang bernama Daniel Kanievsky.
“Saya datang dari tembok barat. Bus itu penuh dengan penumpang,” katanya kemudian kepada wartawan di depan kendaraannya yang penuh peluru.
“Saya berhenti di stasiun Makam Daud. Pada saat ini, penembakan dimulai. Dua orang di luar saya lihat jatuh, dua di dalam berdarah. Semua orang panik,” ujarnya.
Layanan medis darurat Israel , Magen David Adom (MDA), menyebut insiden itu sebagai “serangan teror di Kota Tua”.
Salah satu korban yang terluka adalah seorang wanita hamil. Dia melahirkan bayinya setelah serangan itu.
“Dia tetap diintubasi dan dalam kondisi serius,” kata Juru bicara Rumah Sakit Shaarei Tsedek, menambahkan bahwa bayi itu lahir dan dalam kondisi serius tetapi stabil.
Kelompok Islam Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, memuji serangan di Yerusalem sebagai “operasi heroik”, namun tidak bertanggung jawab atas serangan itu.
“Rakyat kami akan terus melawan dan melawan penjajah dengan segala cara,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengaku marah atas serangan dan menuntut harga yang harus dibayar pelaku atas perbuatannya.
Penembakan di Yerusalem terjadi seminggu setelah berakhirnya konflik tiga hari antara Israel dan gerilyawan Jihad Islam, di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya di Gaza.
Setidaknya 49 warga Palestina, termasuk pejuang Jihad Islam dan sejumlah anak-anak, tewas dalam kekerasan yang berakhir Minggu lalu setelah Mesir merundingkan gencatan senjata.***
(Riyaldi Suhud)