Bogordaily.net– Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis Pertalite dan Solar bersubsidi masih digodok pemerintah. Di tengah rencana tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut dana subsidi energi termasuk BBM tahun ini sudah mencapai Rp502 triliun.
Hal itulah yang menjadi alasan tidak ada kenaikan BBM jenis Pertalite dan Solar, LPG 3 Kg dan listrik di bawah 3.000 VA. Dana subsidi BBM diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan peningkatan volume BBM. Tak hanya itu, juga masih tingginya harga minyak dunia dan rupiah dalam posisi melemah.
“Anggaran subsidi BBM sudah mencapai Rp 502 triliun dan kemungkinan melebihi kalau konsumsi BBM terus meningkat,” katanya dalam Kuliah Umum Universitas Negeri Jakarta, dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis, 25 Agustus 2022.
Dengan asumsi kuota BBM yang mencapai 29 juta KL, diperkirakan subsidi BBM hampir menembus Rp700 triliun.
Menurut Sri Mulyani anggaran tersebut sudah melebihi anggaran pendidikan tahun ini.
“Tahun 2022 anggaran pendidikan Rp574 triliun kemungkinan akan tersalip anggaran subsidi energi,” imbuhnya.
Sementara itu saat ini Pemerintah masih membahas mengenai kenaikan harga BBM jenis BBM Pertalite dan Solar Subsidi. Di tengah rencana itu, ternyata sisa kuota kedua BBM tersebut hanya tersisa sampai bulan Oktober ini.
Jika tidak ada tambahan kuota, masyarakat untuk memenuhi kebutuhan BBM kendaraannya, terpaksa harus membeli BBM non subsidi seperti Pertamax Cs ke atas.
“Kalau tidak ada tambahan ya bisa habis Oktober lah,” jelas Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Saleh Abdurrahman.
Sampai Juli 2022 ini, kuota BBM Pertalite tersisa 6,2 juta Kilo Liter (KL) dari kuota sampai akhir tahun yang mencapai 23 juta KL sedangkan untuk konsumsi Solar subsidi hingga Juli 2022 sudah mencapai 9,9 juta KL dari kuota tahun ini sebesar 14,91 juta KL. Dengan begitu, maka sisa kuota Solar subsidi hingga Juni tinggal 5,01 juta KL.
Kuota diprediksi habis pada pertengahan Oktober ini. Mau tidak mau pemerintah harus bertindak secepatnya baik itu pembatasan atau penambahan kuota.***