Bogordaily.net – Efek kasus Ferdy Sambo, masih dirasakan hingga saat ini. Ekonom senior, Rizal Ramli ikut menyoroti kasus pembunuhan terhadap Brigadir J. Menurutnya, kasus ini awal dari gerakan revolusi rakyat secara digital.
Pasalnya, kasus pembunuhan Brigadir J yang diduga didalangi Ferdy Sambo itu memaksa siapapun untuk tidak bisa tidak mengabaikan hal tersebut.
“Inilah sebetulnya awal dari people revolution secara digital, revolusi rakyat tapi pakai digital doang, tapi impactnya dahsyat sekali karena memaksa siapapun untuk tidak bisa mengabaikan,” kata Rizal dalam diskusi daring yang diadakan Total Politik, dikutip dari Antara, Minggu, 28 Agustus 2022.
Rizal Ramli menilai ramainya berita soal kasus pembunuhan Brigadir J ini mengalahkan tayangan infotainment.
Menurut Rizal Ramli, berita tersebut menyita perhatian publik selama dua bulan terakhir.
Bahkan kasus tersebut mengandung unsur cerita yang lengkap, mulai dari adanya peristiwa pembunuhan, dugaan perselingkuhan, hingga dugaan geng mafia di tubuh Polri.
Lebih lanjut, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu menyebut kasus Ferdy Sambo sebagai gejala ‘Samboisme’, karena memiliki beberapa dimensi pembunuhan di dalamnya.
“Ini pembunuhan sadis, terencana, penghapusan barang-barang bukti secara sistematis,” tuturnya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu juga berharap kasus ini dapat membongkar lebih jauh terkait problematika Satuan Tugas Khusus (Satgassus) dalam Polri, termasuk aliran dana di dalamnya.
“Harus dibuka polanya, dipertanggungjawabkan karena kalau enggak betul-betul ini kegiatan mafia di dalam polisi,” kata Rizal.
Ia lantas berkata, “Kita benahin demokrasi kita, kita bersihkan polisi, hapuskan multifungsi dari pada Polri”.(*)