Bogordaily.net– Kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat Nancy Pelosi di ibu kota Taiwan, Taipei tampaknya membuat China murka. Kehadiran di Taiwan menandai dukungan yang signifikan meskipun ada ancaman pembalasan dari China atas kunjungan tersebut.
Dilansir CNNIndonesia.com, seorang pejabat Taiwan mengatakan kepada CNN Pelosi diperkirakan akan menginap di Taipei semalam. Kedatangan Pelosi di Taiwan tidak tercantum dalam jadwal kunjungan kongresnya ke Asia, tetapi pemberhentian tersebut telah didiskusikan selama berminggu-minggu menjelang perjalanannya.
Di sisi lain, kehadiran Pelosi semakin membuat China murka. China di bawah pemerintahan Xi Jinping bisa mengamuk dengan kedatangan salah satu politikus senior AS itu.
Sebelumnya Negeri Tirai Bambu itu beberapa kali melontarkan ancaman ke Taiwan dan AS jika Pelosi benar-benar berkunjung ke wilayah itu.
Presiden Xi Jinping bahkan secara terbuka sempat menyampaikan peringatan ke Presiden Joe Biden lantaran murka soal rencana lawatan Pelosi. Gertakan Xi itu tak membuat AS mengubah pendirian mereka terus menyokong Taiwan.
“Terkait Taiwan, Presiden Biden menekankan bahwa kebijakan Amerika Serikat tak berubah,” demikian bunyi pernyataan resmi pemerintah AS dikutip CNN.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan China tak perlu membuat kunjungan Pelosi menjadi krisis yang dapat merusak stabilitas dan keamanan di kawasan.
“Ketua DPR punya hak mengunjungi Taiwan. Tak ada alasan bagi Beijing mengubah kunjungan potensial sesuai kebijakan lama AS ini menjadi semacam krisis,” kata Kirby kepada wartawan dikutip AFP.
Bahkan AS kabarnya mengerahkan empat kapal perang termasuk satu kapal induk USS Ronald Reagan terkait kabar lawatan Pelosi ke Taiwan.
Sebelumnya Amerika Serikat menduga China dapat melancarkan sejumlah provokasi, termasuk menembakkan rudal ke Selat Taiwan, di tengah ketegangan akibat rumor kedatangan Ketua Dewan Perwakilan Nancy Pelosi.
“China tampaknya memosisikan diri untuk kemungkinan mengambil langkah-langkah lebih jauh dalam beberapa hari ke depan,” ujar Kirby.
Menurutnya sejumlah potensi provokasi militer China lainnya, seperti penerobosan wilayah udara Taiwan, aktivitas udara dan laut lainnya di sekitar perbatasan, dan latihan militer yang dipublikasikan.***
(Riyaldi Suhud)