Friday, 22 November 2024
HomeBeritaKisah Ainudeen Penembak Jitu Taliban yang Kini Jadi Pejabat

Kisah Ainudeen Penembak Jitu Taliban yang Kini Jadi Pejabat

Bogordaily.net – Namanya Ainudeen. Masih belum terlalu tua dan tatapannya dingin. Dia adalah salah satu penembak jitu Taliban yang kini jadi seorang pejabat.

Ketika Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus lalu, banyak warga yang hidupnya berubah.

Selama setahun terakhir, puluhan ribu warga Afghan telah dievakuasi dari negara mereka, banyak sekolah menengah atas khusus perempuan diperintahkan untuk ditutup, dan kemiskinan meningkat.

Namun, untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat dekade, Afghanistan tidak lagi dirundung aksi kekerasan dan korupsi berkurang secara signifikan.

Koresponden BBC, Secunder Kermani, berada di Afghanistan saat pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban dari Amerika Serikat pada Agustus 2021. Dia kini kembali ke negara itu untuk bertemu dengan sejumlah narasumber yang dia jumpai tahun lalu.

Penembak jitu Taliban jadi direktur di pemda

Ketika tahun lalu Taliban merangsek ke berbagai wilayah Afghanistan di tengah persiapan pasukan negara-negara Barat untuk hengkang, kami berjumpa seorang petempur Taliban bernama Ainudeen di Distrik Balkh, bagian utara Afghanistan.

Tatapannya dingin dan menusuk ketika kami berbincang.

“Kami melakukan yang terbaik agar tidak melukai warga sipil. Tapi ini pertempuran dan manusia akan mati,” kata Ainudeen ketika saya bertanya bagaimana dia bisa membenarkan aksi kekerasan.

“Kami tidak akan menerima apapun di Afghanistan kecuali sistem Islam,“ lanjutnya.

Saat itu, perbincangan kami singkat karena pertempuran masih berlangsung dan ada ancaman serangan udara yang dilancarkan militer Afghanistan.

Beberapa bulan kemudian, manakala Taliban telah membentuk pemerintahan, saya kembali menjumpai Ainudeen yang tengah bersiap menyantap sepiring ikan goreng di tepi Sungai Amu Darya yang membelah Afghanistan dan Uzbekistan.

Kepada saya, Ainudeen mengaku merupakan seorang penembak jitu Taliban. Berdasarkan perkiraannya, dia telah membunuh puluhan personel militer Afghanistan dan telah mengalami cedera sebanyak 10 kali.

Setelah Taliban mengambil alih kekuasaan, dia diangkat sebagai Direktur Pertanahan dan Pembangunan Kota di Provinsi Balkh. Saat saya bertemu dengannya pada hari-hari awal pembentukan pemerintahan Taliban, saya bertanya apakah dia merindukan “jihad“ yang dia lama perjuangkan. “Ya,“ jawabnya dengan lugas.

Kini, setahun kemudian, Ainudeen duduk di belakang meja kayu dengan bendera Emirat Islam berwarna putih dan hitam di sebelahnya. Dia mengaku pentingnya jabatan yang dia emban.

“Dulu kami berperang melawan musuh kami dengan senjata api, alhamdulillah kami mengalahkan mereka. Kini kami berusaha melayani rakyat dengan pena kami,” ujarnya.

Ainudeen mengaku dulu bahagia saat bertempur, tapi sekarang dirinya juga gembira.

Tetapi beberapa mantan petempur Taliban lain yang dulu juga berada di garis depan pertempuran mengaku mereka agak bosan dengan peran kantoran.

Sebagian besar bawahan Ainudeen dipekerjakan saat kekuasaan pemerintahan sebelumnya.

Namun di kota lain kami mendengar keluhan sejumlah warga bahwa pekerjaan mereka diambil para mantan petempur Taliban.

Saya bertanya kepada Ainudeen apakah dia mumpuni untuk mengemban jabatan saat ini.

“Kami menerima pendidikan militer dan modern. Meskipun kami berasal dari latar belakang militer dan kini bekerja di bidang ini, Anda bisa membandingkan hasilnya dengan pemerintahan sebelumnya dan lihat siapa yang memberikan hasil lebih baik.“

Bagaimanapun, dia mengaku jika dibandingkan dengan pertempuran gerilya, “tata kelola pemerintahan lebih sulit daripada bertempur…bertempur gampang karena tanggung jawabnya kurang.“

Tantangan Ainudeen adalah tantangan bagi Taliban secara keseluruhan lantaran kelompok ini sedang bertransisi dari pemberontak ke penguasa.***

Sumber: suara.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here