Friday, 26 April 2024
HomeTravellingMelongok Peninggalan Sejarah Para Pahlawan di Museum Perjuangan Bogor

Melongok Peninggalan Sejarah Para Pahlawan di Museum Perjuangan Bogor

Bogordaily.net–  Museum merupakan tempat menyimpan koleksi benda-benda bersejarah dan cerita perjuangan para pahlawan, khususnya di Bogor. Salah satunya gedung Kota Bogor. Sedari dulu terletak dan dikenal dengan nama Tjikeumeuh Weg Nomor 28 yang berhadapan dengan Kerkhof atau kuburan Belanda bernama Momento Meri mempunyai tersendiri.

“Yang sekarang pun masih mempunyai ciri khas dikelilingi oleh Jalan Mayor Oking Djaja Atmadja, Jalan Veteran, Jalan Kemerdekaan dan akhirnya Jalan Merdeka. Sekarang Gedung Bogor letaknya di Merdeka Nomor 56,” kata Pengurus Kota Bogor, Ben kepada Bogordaily.net, Jumat 5 Agustus 2022.

Ben menjelaskan, museum itu direnovasi oleh H. Ali Madjid. Setelah selesai direnovasi kemudian diresmikan dan dibuka untuk umum pada tanggal 15 November 1988 oleh Brigjend Purn. AEKA Wilarang mantan Komandan Bridge II Siliwangi di Bogor pada tahun 1947.

Pada zaman penjajahan Jepang pada tahun 1942, Ben menceritakan gedung ini dipakai gudang oleh tentara Jepang untuk menyimpan barang-barang Interniran Belanda.

Kemudian pada tahun 1945 gedung ini dipakai untuk menyambut dan mempertahankan kemerdekaan yang telah di ploklamirkan oleh ploklamator Seokarno/Hatta tanggal 17 Agustus 1945.

Sebagai penjabat pemerintah dari kevakuman setelah Jepang menyerah dan pemerintahan Republik Indonesia harus berjalan Komite Nasional Indonesia Kabupaten/Kota Bogor sampai kekelurahan.

“Pada tahun 1946 tepatnya tanggal 13 Februari 1946, karena sudah tidak tahan lagi oleh tekanan-tekanan pasukan tentara NICA dan antek-anteknya, gedung ini dikosongkan,” jelasnya.

terletak di Jalan Merdeka, Kota Bogor. (Ibnu/Bogordaily.net)

Ben menuturkan, pada tahun 1952 sampai tahun 1958, gedung ini dipakai oleh S.R Negri No.34 Bogor dan pemilik yang terakhir yakni Umar bin Usman Alba Wahab. Pada tanggal 20 Mei 1958 gedung ini menjadi milik Bogor.

“Tujuan mendirikan museum ini untuk mewariskan semangat dan jiwa juang serta nilai-nilai 45 kepada generasi yang sekarang dan yang akan datang. Dan melestarikan dan menyimpan benda-benda bersejarah yang terlibat langsung dalam revolusi fisik perang kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945-1950,” kata Ben.

Kemudian pada tahun 1945-1950, ia mengatakan, museum ini pernah digunakan oleh KNI Keresidenan Bogor, Gelora Rakyat, Dewan Pertahanan Keresidenan Bogor, Call Sigen RRI Perjuangan Keresidenan Bogor, GABSI Cabang Bogor, dan Kantor Pemerintah sementara Kabupaten Bogor.

“Pada tahun 1952-1958 dimiliki dan ditempati oleh Umar Bin Usman Albawahab. Baru pada tanggal 20 Mei 1958 gedung ini dihibahkan dari pemiliknya yang terakhir yaitu Umar Bin Usman Albawahab menjadi Bogor,” ujar Ben.

Kemudian untuk koleksi di museum tersebut kata Ben terdiri dari banyak macam-macam senapan yang digunakan para pejuang saat merebut kemerdekaan.

Terdapat senapan hasil rampasan dari Jepang dan Inggris, mata uang pada zaman VOC serta dilengkapi dengan diorama yang menggambarkan pertempuran di daerah Bogor dan sekitarnya.

“Museum ini juga memiliki koleksi pakaian pejuang yang sebagian di antaranya memiliki noda darah asli,” ucap Ben.

Lebih lanjut, ia mengatakan, museum tersebut juga memiliki beberapa koleksi diorama. Diorama itu sendiri sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan dari berbagai pertempuran di Bogor dan sekitarnya dalam merebut kemerdekaan.

“Di antaranya, Diorama Pertempuran Bojong Kokosan, Pertempuran Maseng, Pertempuran di Kota Paris, Diorama Pertempuran di Bantammer Weg (sekarang Jalan Kapten Muslihat) tahun 1945, dan Diorama Pertempuran Cemplang 1945,” ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu saat Ben masih menjadi pengurus Museum Perjuangan Bogor, lanjutnya, Museum Perjuangan Bogor sudah sepi pengunjung. Padahal, Museum Perjuangan sendiri memiliki arti dasar menghargai para pejuang.

“Paling yang datang dalam satu bulan bisa kehitung ya, saya hanya berpesan kepada generasi penerus harus benar-benar memperhatikan tentang dan perjuangan, karena bangsa yang maju adalah yang menghargai para pejuang nya,” ucapnya.

Ia juga berpesan kepada generasi penerus harus menjadi generasi forever jangan menjadi generasi yang tertidur, harus kreatif dan inovatif.***

(Ibnu Galansa Montazery)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here