Friday, 22 November 2024
HomeBeritaPerang Roket Israel dan Jihadis Palestina Pecah di Jalur Gaza, 11 Tewas

Perang Roket Israel dan Jihadis Palestina Pecah di Jalur Gaza, 11 Tewas

Bogordaily.net – Perang roket antara Israel dan para Jihadis Palestina pecah di jalur Gaza, 11 orang tewas termasuk seorang bocah dan pemimpin Jihad Islam Palestina (PIJ), Tayseer Jabari

Israel mengatakan serangan itu menindaklanjuti adanya “ancaman langsung” dari kelompok tersebut.

Puluhan roket ditembakkan dari wilayah Gaza ke Israel pada Jumat malam, yang sebagian besar berhasil dilumpuhkan, ujar pejabat militer Israel.

Israel mengatakan telah menangkap 19 orang anggota kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) dalam serangan di Tepi Barat yang diduduki.

Penangkapan ini terjadi setelah Israel melakukan serangan udara terhadap beberapa target di Jalur Gaza.

Sebelas orang tewas dalam serangan udara itu, termasuk seorang bocah dan pemimpin PIJ, Tayseer Jabari.

Aksi kekerasan terbaru ini merupakan pertikaian paling serius antara Israel dan Gaza hanya dalam waktu setahun

Dalam perang 11 hari pada Mei 2021 telah menewaskan lebih dari 200 orang warga Palestina dan selusin warga Israel, sebelum gencatan senjata disepakati.

Hamas melawan Israel dengan hujan roket, seperti apa sistem persenjataannya?

Militer Israel memperingatkan bahwa operasi terbaru ini – dengan nama sandi Breaking Dawn – dapat berlangsung selama sepekan.

Sebelumnya, sirene peringatan rudal terus terdengar di kota-kota Israel pada Sabtu, di tengah lebih banyak laporan adanya serangan udara di Gaza yang diklaim Israel untuk menargetkan kelompok militan PIJ.

Para pejabat kesehatan Palestina mengkonfirmasi seorang pria tewas di dekat Khan Younis di selatan jalur tersebut.

Namun sejauh ini Hamas, kelompok militan terbesar di wilayah itu – yang memiliki ideologi serupa dengan kelompok Jihad Islam dan sering mengoordinasikan tindakannya dengan kelompok itu – tampaknya tidak menembakkan senjata roketnya yang berukuran besar.

Akibatnya, tidak ada laporan serangan udara Israel yang menargetkan kelompok Hamas.

Hamas mengeluarkan pernyataan keras pada Jumat malam yang mengatakan bahwa “kelompok perlawanan” telah bersatu.

Tetapi karena kelompok ini menguasai Gaza, mereka memiliki pertimbangan praktisnya sendiri yang dapat menghentikannya untuk terlibat lebih lanjut.

Bagaimanapun, kehidupan di wilayah Palestina menjadi jauh lebih sulit dalam sepekan terakhir, setelah Israel menutup penyeberangannya dengan Gaza.

Hal itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa kelompok Jihad Islam akan membalas penangkapan salah satu pemimpinnya di wilayah utara Tepi Barat.

Perhitungan kelompok Hamas dapat berubah, jika misalnya, korban tewas warga sipil di Gaza meningkat pesat.

Apabila mereka memutuskan untuk bergabung dalam pertempuran, maka hal itu akan menjadi jauh lebih cepat terjadi.

Jika keadaan tetap seperti ini, Mesir – yang sering bertindak sebagai perantara bagi Israel dan Gaza – dapat memiliki peluang yang lebih baik untuk menengahi semacam gencatan senjata.

Pada Sabtu, para pejabat Kairo tengah bersiap sebagai tuan rumah bagi delegasi potensial dari perwakilan PIJ sebagai bagian dari proses itu, lapor media Mesir.***

Sumber: suara.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here