Thursday, 25 April 2024
HomeBeritaProfil Tsai Ing-wen, Presiden Taiwan yang Berseteru dengan China

Profil Tsai Ing-wen, Presiden Taiwan yang Berseteru dengan China

Bogordaily.net–  Hubungan dan China kembali memanas lantaran kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei. Nama pun ikut menjadi sorotan? Lalu siapa ? Berikut profil yang merupakan presiden perempuan pertama .

lahir di Taipei pada 31 Agustus 1956. Ia merupakan putri bungsu dari 11 bersaudara dan dibesarkan oleh orang tuanya yang bekerja sebagai pengusaha bengkel mobil kecil-kecilan di Kota Fungshan, Kabupaten Pingtung, wilayah selatan .

Dilansir Idntimes.com dari laman resmi pemerintahan , Ing-wen lulus dari National Taiwan University pada 1978 sebagai sarjana hukum. Ia lalu melanjutkan studi master hukum di Cornell University Law School, Amerika Serikat (AS), pada 1980 dan mendapat gelar Ph.D bidang hukum dari London School of Economics and Political Science, Inggris, pada 1984. Spesialisasi yang diambilnya adalah perdagangan internasional dan hukum persaingan.

dianugerahkan gelar profesor setelah mengenyam pendidikan di berbagai negara. Ia juga sempat mengajar mata kuliah hukum di berbagai perguruan tinggi, antara lain National Chengchi University (1984-1990 dan 1993-2000) serta Soochow University School of Law (1991-1993).

Tak hanya sebagai dosen Ing-wen juga pernah terlibat dalam berbagai negosiasi perdagangan Taiwan sejak akhir 1980-an. Sejak 1990, dia berperan penting sebagai kepala penasihat hukum dalam negosiasi Taiwan untuk bergabung dengan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), hingga akhirnya berhasil menjadi anggta World Trade Organization (WTO) pada 2002.

Mulai akhir 1990-an, di tengah dinamika hubungan lintas selat, istilah lain untuk hubungan Tiongkok-Taiwan ia dipercaya sebagai Penasihat Senior untuk Dewan Urusan Daratan pada tahun 1994 sampai 1998. Ia kemudian diangkat menjadi Penasihat Senior untuk Dewan Keamanan Nasional pada 1999-2000 dan Ketua Dewan Urusan Daratan tahun 2000-2004.

Ing-wen bergabung dengan DPP pada 2004, selanjutnya terpilih sebagai anggota legislatif untuk periode 2005-2006. Setelah itu, ia diangkat menjadi Wakil Perdana Menteri untuk perideo 2006-2007.

Saat DPP kembali ke oposisi, Ing-wen terpilih sebagai Ketua DPP untuk dua periode berturut-turut yakni 2008-2012 dan 2014-2018 ia dinobatkan sebagai perempuan pertama yang memimpin partai politik terbesar di Taiwan.

Puncak karier politik Ing-wen terjadi pada 2016 ketika terpilih sebagai presiden perempuan Taiwan pertama. Meski penuh kontroversi, perempuan yang juga Ketua Democratic Progressive Party (DPP) ini masih dipercaya warga Taiwan untuk periode keduanya saat memenangkan Pemilu 2020.

Dalam kepemimpinannya, kebijakan Ing-wen disorot soal penegasan kedaulatan Taiwan, bahwa negara kepulauan tersebut bukan wilayah yang memberontak dari Tiongkok. Sikap tersebut disambut oleh Presiden Xi Jinping dengan retorika perang.

Otoritas Tirai Bambu rutin mengirim pesawat tempur untuk berpatroli di wilayah udara Taiwan sebagai ancaman agar Ing-wen mengurungkan minatnya untuk mengumumkan kemerdekaan Taiwan.***

(Riyaldi Suhud)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here