Bogordaily.net – Swiss terancam jadi korban keganasan Rusia. Swiss dikhawatirkan akan mengalami krisis energi pada musim dingin ke depan. Hal ini dikarenakan ketergantungan Negeri Alpen itu pada pasokan energi dari luar negeri.
Selama ini Swiss mengandalkan gas dari Rusia. Namun saat ini pasokan gas dari Rusia sangatlah terbatas.
Keadaan ini pun juga diperparah dengan situasi di mana Swiss juga tidak memiliki instalasi penyimpanan gas sendiri. Prancis yang juga jadi salah satu sumber lain, tak bisa membantu banyak karena pembangkit nuklir di sana tengah mengalami kerusakan.
Mengutip AFP, untuk mengatasi hal ini, Bern telah bekerja untuk membangun sistem produksi dan penyimpanan energi Swiss. Salah satunya adalah pembuatan pembangkit Nant de Drance.
Pembangkit ini terletak di sebuah gua bawah tanah pada ketinggian 1.700 meter. Lokasi Nant de Drance cukup dekat dari puncak tertinggi Eropa Barat, Mont Blanc.
Meski begitu, pembangkit itu hanya akan membantu sedikit dalam menghadapi kekurangan jangka panjang. Masih diperlukan lebih banyak lagi energi terbarukan untuk mencukupi kebutuhan negara itu.
Di tahun 2020, Swiss hanya 37 turbin angin yang beroperasi. Para ahli mengatakan negara itu membutuhkan sekitar 750 turbin untuk mencapai target energi terbarukan pemerintah tahun 2050.
Sementara itu, seorang profesor manajemen energi di universitas HES-SO Swiss, Stephane Genoud, menyebutkan bahwa harapan saat ini bagi Bern adalah reaktor nuklir Prancis. Ia menyebut bila pasokan energi dari Prancis pulih, Swiss tidak akan begitu bergantung pada Rusia.
“Jika Prancis berhasil menghidupkan kembali reaktor mereka dan jika Putin tidak membuat segalanya menjadi terlalu sulit dan jika tidak terlalu dingin, kita bisa menghindari kekurangan atau pemadaman listrik,” ujarnya.***
Sumber: cnbcindonesia.com