Bogordaily.net – Persatuan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) memastikan kuku dari Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J tidak ada yang dicabut.
Kepastian itu berdasarkan hasil ekshumasi atau autopsi ulang terhadap jasad Brigadir J yang dilakukan beberapa waktu lalu.
“Nggak (benar) kuku dicabut, nggak sama sekali,” kata Ketua PDFI, dr Ade Firmansyah.
Menurutnya dalam proses autopsi ulang, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan sebaik dan secermat mungkin terhadap jenazah Brigadir J. Mereka mengedepankan keilmuan forensik.
“Sebaik-baiknya dengan semua pemeriksaan yang kita miliki, baik secara autopsi maupun pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan, hingga pemeriksaan mikroskopik,” kata dia.
Ade mengaku telah menyerahkan seluruh dokumen dari hasil autopsi ulang yang dilakukan pihaknya terhadap jasad korban pembunuhan berencana yang diduga diotaki Irjen Pol Ferdy Sambo itu.
Dia berharap, hasil tersebut bisa menghilangkan keraguan dari keluarga Yosua ataupun publik terkait dugaan adanya penyiksaan sebelum pembunuhan.
“Semuanya tadi kita sudah sampaikan di dokumennya kita berikan kepada Bareskrim, dan semoga ini memperkuat keyakinan kepada penyidik, sebetulnya luka-luka terjadi seperti apa, ada di mana saja, supaya tidak ada lagi keragu-raguan penyidik tentang kejadian ini,” ujarnya.
Pernyataan soal kuku dicabut, membantah keterangan dari pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjutak.
Dirinya menyebut kalau luka itu akibat tersambar peluru tembakan. Dijelaskannya luka itu berada di jari kelingking dan jari manis di tangan kiri.
“Itu adalah arah alur lintasan anak peluru, jelas sekali peluru keluar mengenai jarinya. Jadi itu memang alur lintasan, kalau bahasa awamnya mungkin tersambar ya seperti itu,” kata Ade dikutip dari Suara.com.
Sebelumnya, kuasa hukum keluarga Brigadir J dengan yakin mengatakan bahwa kuku Brigadir J telah dicabut.
“Kemudian kukunya dicabut, nah kita perkirakan dia masih hidup waktu dicabut jadi ada penyiksaan,” kata kuasa hukum keluar Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak di gedung Bareskrim Polri pada awal-awal penanganan kasus berlangsung.
Tak hanya itu, Kamaruddin juga menyebut ada luka bolong di bagian tangan. Menurut pihaknya, luka tersebut bukan disebabkan oleh senjata.
“Kemudian di tangan ada semacam bolong, menurut teman-teman itu diperkirakan bukan akibat senjata tapi entah apalah penyebabnya tapi ada bolongan, kemudian sampai jarinya patah semua ini sehingga tidak lagi kenapa tidak copot hanya karena kulitnya aja dia sudah remuk hancur,” katanya.(*)