Bogordaily.net – Pengobatan tradisional dengan cara bekam bisa berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar. Bekam bahkan bisa menyebabkan seseorang tertular hepatitis hingga HIV/AIDS.
Dokter Spesialis Akupunktur RSUP Persahabatan, dr. Stefanus Agung Budianto, Sp.A menegaskan, penularan penyakit ini bukan karena tindakan terapinya, melainkan kebersihan alat yang digunakan harus sangat diperhatikan.
“Tolong hati hati betul karena kalau alat bekamnya tidak steril maka itu menjadi sebuah sumber penularan penyakit, bisa HIV/AIDS, bisa hepatitis, yang artinya memiliki dampak yang cukup berat dalam jangka panjang,” ujar dr. Stefanus dikutip dari Suara.com.
Dirinya mengarakan, proses bekam dengan menusuk agar darah bisa keluar berpotensi memicu penularan penyakit seperti HIV hingga hepatitis.
“Karena jarumnya tidak higienis, penularan bisa terjadi karena jarum tersebut,” kata Stefanus dalam podcast Radio Kesehatan yang tayang di Instagram beberapa waktu lalu.
Bekam memang menjadi salah satu pengobatan alternatif yang dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia. Bekam biasanya dilakukan untuk meredakan rasa sakit di bagian tubuh tertentu.
Saat seseorang melakukan bekam, darah akan dikeluarkan dari tubuhnya. Darah ini dipercaya sebagai darah kotor yang menyumbat sirkulasi organ tubuh lain hingga merasa sakit.
Untuk mengeluarkan darah itu, diperlukan beberapa peralatan seperti gelas khusus yang bisa menarik kulit dan jarum untuk menusuk bagian kulit agar darah bisa keluar.
“Hati-hati betul, karena kalau alatnya tidak steril, nanti jadi sumber penularan penyakit HIV, hepatitis dan lain-lain,” kata dia.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan jarum dan peralatan lain yang digunakan bersih dan telah disterilisasi agar tidak terjadi penularan penyakit berbahaya lainnya.
“Kalau tidak hati-hati dampaknya panjang. Jadi pesan saya hati-hati kalau mau bekam. Pastikan alatnya steril dan praktisinya punya nomor registrasi,” kata dia.(*)