Bogordaily.net – Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Rizal Ramli menuturkan bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan pemerintah kepada masyarakat terkategori miskin hanya pencitraan Presiden RI Jokowi yang digadang sebagai solusi dari kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Lanjutnya, langkah pemerintah dengan menggelontorkan BLT menjadi kurang tepat, karena dalam penyalurannya juga tidak tepat sasaran. Hal itu menjadikan tidak adanya efektivitas dari kebijakan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.
“Ada masalah soal efektivitas, soal tepat sasaran atau enggak tapi poinnya total nilai BLT itu hanya 15 persen, dari total kenaikan harga BBM yang disedot oleh pemerintah,” ucap Rizal Ramli di Gedung Auditorium KKI FEB Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu, 14 September 2022.
Menurutnya, penyaluran BLT tidak ubahnya dari alat kampanye dari Presiden Joko Widodo untuk membangut citra positif menjelang berakhirnya masa jabatan pada tahun 2024 nanti.
“Rakyat kita ini istilahnya berebut lah soal BLT, jadi ini sebetulnya alat untuk Pak Jokowi dan pejabat-pejabat untuk menaikkan popularitasnya, alat kampanye,” katanya, dikutip dari RMOL, Kamis 15 September 2022.
Dia menegaskan, bahwa BLT bukan alat yang tepat untuk mensejahterakan rakyat. Apalagi, BLT hanya senilai Rp 150 ribu yang dicairkan per empat bulan. Jika dihitung setiap harinya berarti per hari mendapatkan bantuan tunai senilai Rp 5 ribu rupiah saja.
“Kan cuman dapetnya Rp 600 ribu dalam empat bulan, satu bulan kan dapat Rp 150 ribu, cuman Rp 5 ribu perak per hari bagaimana ningkatin (kesejahteraan rakyat),” pungkasnya.***
(Riyaldi)