Bogordaily.net – Belum lama ini, sempat viral video TikTok yang menyebut bahwa rebahan dan malas mandi adalah tanda gangguan jiwa tahap awal. Benarkah apa yang dikatakan dalam video tersebut? Yuk simak faktanya berikut ini!
ADVERTISEMENT
Rebahan sering disebut orang-orang sebagai privilege, sampai Kadang-kadang ada orang yang kegiatannya banyak banget gak sempat buat rebahan.
Banyak orang dengan gangguan jiwa seperti depresi mengalami kelelahan. Hal ini juga bisa disalahartikan sebagai kemalasan, seperti suka rebahan dan malas mandi.
ADVERTISEMENT
Pada jaman serba teknologi cepat ini, informasi-informasi mengenai kesehatan memang mudah untuk didapatkan dari berbagai platform, termasuk informasi kesehatan dan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan problem kesehatan yang kita alami.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak jarang informasi tersebut akhirnya dijadikan sebagai acuan untuk mendiagnosis permasalahan kesehatan yang dialami.
Dilansir dari sonora.id, disampaikan oleh Retha Arjadi, MPsi, seorang psikolog dari UNIKA Atmajaya beberapa waktu lalu, mendiagnosa diri sendiri merupakan sebuah tindakan yang dikategorikan sangat berbahaya bagi kesehatan fisik serta mental seseorang.
Dibeberkan oleh Retha, Mendiagnosis diri sendiri atau self diagnosis adalah kecenderungan yang berbahaya.
Contohnya seperti mencari bacaan di Google mengenai permasalahan depresi, dan ketika dibaca memunculkan statement “wah ini aku banget”, lalu seseorang tersebut percaya bahwa apa yang dirinya baca itu benar dan mengganggap sekarang dia ada di fase depresi.
Buat pecinta rebahan, gak usah panik! Rebahan itu wajib, tapi jangan dipersalah gunakan ya. Rebahan secukupnya aja, karena sesuatu yang berlebihan juga tidak baik.
Ingat, hanya profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, yang bisa memberi diagnosis dan rencana perawatan yang akurat. Inilah pentingnya tidak mendiagnosis diri sendiri atau self-diagnosis, ketika mengalami tanda gangguan jiwa apapun.
Ketika kamu mendiagnosis diri sendiri, kamu pada dasarnya berasumsi bahwa kamu mengetahui seluk-beluk kondisi tersebut. Ini bisa sangat berbahaya, karena bisa kehilangan nuansa diagnosis.
Psikolog atau psikiater dapat membantu membedakan apakah yang dialami merupakan tanda gangguan jiwa. Misalnya dengan mempertimbangkan berapa lama perubahan suasana hati berlangsung, sehingga mereka dapat membuat diagnosis yang tepat.(*)
(Riyaldi)
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV