Bogordaily.net– Ada fenomena baru di Korea Selatan (Korsel). Anak muda di Korsel ramai-ramai pindah ke desa atau kwichon dan mayoritas memilih bekerja sebagai petani.
Dilansir CNN Indonesia, salah satu warga Korsel yang pernah hidup di kota dan turut pindah ke desa yakni Kim Ji Un. Anak muda di Korsel itu sebelumnya tak pernah tinggal di pedesaan. Perempuan 23 tahun itu memulai pertanian di Nonsan, Provinsi Chungcehong Selatan, demikian dikutip The Economist. Panen pertama dia sukses. Hasil kedelai hitam bahkan lebih tinggi dari stroberi.
Di sisi lain, pihak berwenang mendorong para pemuda menghidupkan pedesaan dengan menggunakan metode kwichon.
Pemerintah berharap dengan mengerahkan petani muda di pedesaan bisa menuai keuntungan besar di masa depan.
Kwichon muncul karena ongkos biaya hidup yang tinggi, harga rumah yang melejit, kerja jarak jauh terkait pandemi, dan meningkatnya persaingan di pasar tenaga kerja, demikian dikutip Asia News.
Bahkan harga perumahan di Seoul naik lebih dari dua kali lipat sejak 2017. Program baru juga dirancang untuk membangun hubungan antara penduduk perkotaan dan pedesaan.
Di provinsi Gyeongsang-nam misalnya, satu proyek berusaha mengajari kaum muda urban bagaimana menyiapkan makanan sehat khas masakan Korea. Program itu membawa para pemuda ke pedesaan Hamyang County. Langkah tersebut merupakan salah satu cara untuk menghirup kehidupan baru di pedesaan.
Sementara itu Direktur Pusat Petani Pemula, Cho Kyung Ik, mengatakan kenyamanan dengan pengetahuan digital memberi para petani muda kesempatan untuk bangkit.
Pusat Petani Pemula merupakan lembaga yang berafiliasi dengan pemerintah untuk mendidik warga yang ingin kwichon. Mereka mempromosikan produk kontemporer di Instagram dan Naver, mesin pencari terbesar di Korsel.
Lembaga ini juga mengajarkan cara-cara yang tak familier di kalangan pemuda Korsel. Misalnya, cara menggunakan traktor atau memilih tanaman yang paling efektif.***
(Riyaldi)