Bogordaily.net – Gempa besar berkekuatan 7,6 magnitudo di Papua Nugini bagian timur pukul 09.46 waktu setempat sempat memicu peringatan tsunami, namun kemudian dicabut, pada Minggu 11 September 2022.
ADVERTISEMENT
Survei Geologi AS (USGS) mencatat, gempa terjadi di sekitar 67 kilometer dari kota Kainantu, pada kedalaman 61 kilometer.
Meski peringatan tsunami sudah dicabut, namun USGS memperingatkan kemungkinan adanya fluktuasi permukaan laut kecil di beberapa wilayah pesisir.
ADVERTISEMENT
Dari laporan AFP, pemadaman listrik dan kerusakan bangunan terjadi di beberapa bagian Papua Nugini, dengan guncangan terasa luas dari kota-kota dekat pusat gempa hingga ibukota Port Moresby, sekitar 480 kilometer jauhnya.
ADVERTISEMENT
Penduduk di kota pesisir Madang juga melaporkan kerusakan bangunan.
Gambar dan video yang tersebar menunjukkan kerusakan pada sebuah universitas di kota dataran tinggi timur Goroka. Retakan besar muncul di dinding dan jendela yang jatuh selama gempa.
Penduduk setempat di Lae dan Madang, yang paling dekat dengan pusat gempa, mengatakan guncangannya jauh lebih kuat daripada gempa sebelumnya.
“Sangat kuat, semuanya seperti duduk di laut, hanya mengambang,” kata Hivi Apokore, seorang pekerja di Jais Aben Resort dekat Madang, dikutip dari RMOL.
Papua Nugini terletak di “Cincin Api” Pasifik, menyebabkannya sering mengalami gempa bumi.
Pada 2004 gempa berkekuatan 9,1 magnitudo memicu tsunami yang menewaskan 220 ribu di seluruh wilayah, termasuk sekitar 170 ribu di Indonesia.***