Monday, 20 May 2024
HomeNasionalGempa Magnitudo 7,6 Guncang Papua Nugini, Sejumlah Bangunan Rusak

Gempa Magnitudo 7,6 Guncang Papua Nugini, Sejumlah Bangunan Rusak

Bogordaily.net berkekuatan magnitudo (M) 7,6 mengguncang kawasan timur, Minggu, 11 September 2022. Warga dilaporkan panik sementara sejumlah bangunan mengalami kerusakan.

Sejauh ini, tidak ada laporan soal korban jiwa maupun pernyataan resmi soal kerusakan akibat gempa di .

Menurut badan internasional pemantau gempa European Mediterranean Seismological Centre, gempa tersebut terjadi pada kedalaman 80 kilometer.

Sistem peringatan tsunami Amerika Serikat mengeluarkan peringatan namun kemudian mencabutnya.

Sementara itu, badan meteorologi Australia mengatakan tidak ada ancaman tsunami ke wilayahnya menyusul titik gempa di bagian timur Pulau Papua itu.

Berdasarkan laporan Antara, warga mengirimkan kabar tentang gempa tersebut melalui media sosial.

Mereka memasang foto dan video yang memperlihatkan jalanan retak, sejumlah bangunan dan mobil rusak, serta barang-barang di rak supermarket berjatuhan.

Sejauh ini, belum ada laporan soal korban jiwa maupun pernyataan resmi soal kerusakan akibat gempa ini.

cukup sering terjadi di .

Wilayah negara itu diketahui berada jalur “Cincin Api” Samudra Pasifik, kawasan rawan aktivitas seismik karena gesekan antara lempengan tektonik.

Pada 2018, lebih dari 100 orang tewas, dan ribuan rumah rusak akibat gempa berkekuatan M 7,5 di daerah pegunungan terpencil PNG.

Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika () melaporkan gempa magnitudo (M) 6,2 di Pulau Siberut, kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, diikuti gempa susulan dengan M 5,3.

“Hingga pukul 07.10 WIB, hasil monitoring menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M5,3,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami , Daryono dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Minggu.

Daryono menjelaskan episenter gempa terletak pada koordinat 1,18° LS ; 98,53° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Siberut Barat, kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 27 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona Megathrust Mentawai – Siberut. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault),” ujar Daryono.(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here