Friday, 22 November 2024
HomeNasionalMaraknya Kekerasan, MUI Himbau Orang Tua Agar Tidak Redup Menaruh Anaknya di...

Maraknya Kekerasan, MUI Himbau Orang Tua Agar Tidak Redup Menaruh Anaknya di Pesantren

Bogordaily.net – Maraknya kekerasan yang terjadi di pesantren, membuat Majelis Ulama Indonesia atau MUI mengimbau orang tua agar tidak perlu takut untuk mengirimkan anak ke pondok pesantren.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menghimbau orang tua jangan jadi takut untuk memasukkan anak ke pondok pesantren.

Seorang santri bernama Albar Mahdi, asal Palembang, Sumatera Selatan meninggal diduga karena dianiaya oleh senior di Pondok Pesantren Modern Gontor 1, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Polres Ponorogo, Jawa Timur, berhasil menangkap dua terduga pelaku penganiaya santri tersebut. Meski telah diamankan di Mapolres Ponorogo, kedua santri senior dari luar Pulau Jawa itu saat ini masih berstatus terduga alias saksi.

“Tentunya kita ikut prihatin dengan kejadian di Gontor dan mungkin di beberapa pesantren lainnya,” kata Kiai Cholil dilansir dari laman resmi MUI, Jumat, 9 September 2022.

Cholil menyebut kekerasan yang berujung pada kematian tersebut merupakan di luar kehendak manusia dan kontrol pesantren. Karena itu, ia meminta pada setiap pondok pesantren untuk meningkatkan pengawasan dan kontrol pada setiap santri.

“Mungkin dari sekian ribu bahkan kalau Gontor sekian juta, inilah mungkin peristiwa yang tidak diinginkan,” sambungnya.

Kiai Cholil menegaskan kepada orang tua untuk tidak perlu takut memasukkan anak ke pondok pesantren.

Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah ini menilai, mayoritas santri di Gontor masih bisa di kontrol dan terbukti hasilnya dari alumni Gontor yang bisa mewarnai dunia.

“Bukan hanya mewarnai Indonesia. Pejabat, wamenlu, menteri agama dan beberapa sektor banyak yang alumni Gontor,” ungkapnya.

Kiai Cholil mengatakan, kalau pun terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan di pondok pesantren, hal itu sangat kecil kemungkinan yang di luar batas penjagaan manusia.

“Silakan bapak ibu, untuk memasukkan (anak) pada pondok pesantren, percayalah pesantren memegang amanah,” ujarnya.(*)

 

(Riyaldi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here