Friday, 19 April 2024
HomeTravellingMenelusuri Wisata Sejarah Benteng Pendem

Menelusuri Wisata Sejarah Benteng Pendem

Bogordaily.net–  Benteng Pendem di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah bisa menjadi salah satu tujuan sejarah. Meski Benteng Pendem terkesan horor atau mistis, tetapi bangunan peninggalan Belanda itu memiliki nilai sejarah yang penting.

Dilansir PurwokertoSuarac.com dari laman resmi Disporapar Cilacap, Benteng Pendem terletak di bagian tenggara kota Cilacap, ujung Timur Pantai Teluk Penyu di wilayah Kelurahan Cilacap.  Bagian selatan Benteng Pendem adalah Samudera Indonesia, sisi selatan Selat Nusakambangan, sebelah Barat Kantor Pertamina Area 70, dan sebelah Utara tangki – tangki penampungan bahan minyak mentah Pertamina UP IV Cilacap yang berada di Area 70.

Untuk menuju ke Benteng Pendem, perjalanan dapat ditempuh dari  terminal bus dan angkutan kota kurang lebih 5 kilometer, serta 2 kilometer  dari pusat Pemerintahan Kabupaten Cilacap, dan 1 kilometer  dari Objek Teluk Penyu.

Berdasarkan dokumen peta dari Belanda pada tahun 1988, secara keseluruhan luas area Benteng Pendem ± 10,5 hektar. Sebagian lahan dipergunakan untuk pembangunan tangki Pertamina seluas 4 ha. Saat ini, kawasan Benteng Pendem tinggal 6,5 ha.

Keberadaan Benteng Pendem baru 60 persen dari keseluruhan data yang ada. 40 persen lainnya masih menjadi misteri dan dimungkinkan tertimbun pasir.

Benteng Pendem bernama asli BATTERIJ OP DE LANTONG TE TJILATJAP, artinya tempat pertahanan pantai di atas tanah menjorok ke laut menyerupai bentuk lidah. Benteng Pendem dibangun oleh Tentara Kerajaan Belanda dari tahun 1861 – 1879, dan digunakan sebagai markas tentara Belanda untuk pertahanan Pantai Selatan Pulau Jawa di bagian Selatan.

Sementara itu Cilacap mungkin dipandang strategis untuk pendaratan dan pantainya terlindung oleh Pulau Nusakambangan. Hingga tahun 1942, pada saat masuknya tentara Dai Nippon (Jepang ) ke Indonesia, Benteng Pendem dijadikan markas tentara Jepang.

Saat tanggal 14 Agustus 1945 Jepang kalah perang dari sekutu, Benteng Pendem Cilacap kembali jatuh ke tangan tentara Hindia Belanda ( KNIL ) sampai tahun 1950.

Selama 2 tahun sampai tahun 1952 Benteng dalam keadaan kosong dan  tidak ada yang menguasai.

Baru pada tahun 1952 akhir sampai 1965, Benteng Pendem dijadikan markas Tentara Nasional Indonesia (TNI), di antaranya Pasukan Banteng Loreng.

Benteng Pendem sempat dimanfaatkan untuk markas latihan lintas hutan, gunung, rawa dan laut oleh Pasukan RPKAD (kini Kopassus) yang membangun Tugu Monumen Peluru 2 buah sebagai pintu utama masuk ke dalam Komplek Benteng Pendem pada saat itu.

Antara tahun 1965 – 1986, Benteng Pendem sempat terbengkelai hingga kondisinya memprihatinkan. Dalam perkembangannya, Pemerintah melaksanakan pembangunan dermaga kapal, kantor dan tangki minyak untuk Pertamina dengan sebutan Area 70 memanfaatkan sebagian areal Benteng Pendem seluas 4 ha.

Hingga pada 26 November 1986, seorang warga Cilacap memberanikan diri untuk menggali dan menata lingkungan Benteng Pendem. Pada tanggal 28 April 1987, Benteng Pendem dapat dikunjungi dan resmi dibuka untuk umum hingga saat ini.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here