Bogordaily.net – Penderita Congenital Insensitivity to Pain with Anhidrosis (CIPA) diperkirakan 1 diantara 25.000 orang di dunia dapat hidup tanpa merasakan rasa sakit.
Hidup tanpa merasakan rasa sakit mungkin terdengar keren bagi beberapa orang, akan tetapi tidak demikian bagi orang yang mengalami keadaan tersebut. Mereka yang hidup tanpa rasa sakit mungkin dapat dikatakan “tidak hidup”.
Peluang hidup mereka sangatlah kecil, kebanyakan kasus mencatat kalau mereka yang tidak dapat merasakan rasa sakit, tidak dapat hidup lebih dari 25 tahun. Bahkan diantara mereka ada yang meninggal di usia 3 tahun.
Lalu apakah hal tersebut merupakan berkat atau musibah? Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah hal tersebut menular? Berikut pemaparan mengenai penyakit CIPA dirangkum dari laman medlineplus.gov dan alodokter.com.
Keadaan dimana seseorang tidak dapat merasakan rasa sakit dan temperatur, serta tubuh tidak dapat mengeluarkan keringat dapat disebut sebagai Congenital Insensitivity to Pain with Anhidrosis (CIPA).
Penyakit ini termasuk penyakit yang langka. Seseorang dapat terdeteksi mengidap CIPA saat baru lahir atau di usia anak-anak. CIPA merupakan penyakit yang tidak menular, tetapi penyakit ini dapat diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya.
Penyakit CIPA disebabkan oleh mutasi gen NTRK1. Gen NTRK1 merupakan gen yang berfungsi untuk menginstruksikan tubuh untuk menyekresikan suatu jenis protein dengan nama protein NTRK1.
Protein ini sangat esensial bagi neuron, protein ini berperan dalam proses pembentukan dan pemeliharaan neuron terutama pada neuron sensori yang fungsinya untuk mengantarkan impuls mengenai rasa sakit, panas/dingin, dan juga sentuhan. Pada pengidap CIPA gen NTRK1 tidak berfungsi dengan baik, sehingga banyak neuron sensori yang menghilang dan mati.
Sekilas penyakit ini mungkin terlihat tidak berbahaya. Namun nyatanya banyak pengidap CIPA yang kehilangan nyawanya di usia muda.
Penderita CIPA biasanya dapat melakukan hal-hal yang berbahaya tanpa ia sadari, seperti menggaruk bagian tubuh sampai terluka dan menggigit lidahnya sampai putus.
Selain itu, keadaan dimana penderita mengalami Anhidrosis (tidak dapat memproduksi keringat) juga dapat mengancam nyawa penderitanya.
Kondisi tersebut menyebabkan penderita berrisiko mengalami peningkatan suhu tubuh di atas rata-rata (hiperpireksia), bahkan saat masih bayi mereka bisa mengalami kematian karena demam tinggi.
Pada beberapa kasus penderita biasanya mengalami masalah lain seperti gangguan intelektual, mengalami karies gigi, kesulitan buang air, serta gangguan mental.
Sampai sekarang para ahli di dunia masih belum menemukan obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit CIPA ini. Namun, penanganan terbaik yang bisa dilakukan adalah mengajarkan para penderita CIPA mengenai cara-cara mencegah cedera dan menganjurkan mereka untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.***