Bogordaily.net– Sudah sekitar tujuh bulan Rusia melakukan invansi ke Ukraina. Kekinian, sejumlah wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia berupaya mengadakan referendum. Sehari pasca itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit mobilisasi parsial dan mengerahkan warga ke dalam wajib militer.
“Saya menilai merupakan keharusan untuk mendukung proposal Kementerian Pertahanan dan Staf Umum untuk melakukan mobilisasi parsial di Federasi Rusia,” kata Putin dalam pidato kenegaraannya yang disiarkan di televisi sebagaimana diberitakan AFP.
“Kami membicarakan mobilisasi parsial, hanya warga yang kini menjadi cadangan akan dikerahkan untuk wajib militer, dan di atas segalanya, orang-orang yang sempat bekerja dalam angkatan bersenjata memiliki spesialisasi militer tertentu dan pengalaman yang relevan,” ujar Putin dikutip dari Associated Press.
Putin menegaskan dekrit yang sejalan dengan mobilisasi ini dan berlaku pada Rabu, 21 September 2022.
Dikutip dari CNN Indonesia, pengumuman Putin membuat sejumlah negara bereaksi. Penasihat kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak menilai mobilisasi Rusia saat ini merupakan langkah yang diperkirakan. Ia juga menilai perang saat ini berlangsung tak sesuai dengan rencana Moskow.
Dalam pesan teks kepada Reuters, Podolyak mengatakan Putin mencoba mengubah kesalahannya karena memulai perang di Ukraina dan situasi ekonomi yang memburuk di Rusia.
“Pendekatan yang sangat diprediksi, yang tampak lebih mirip sebagai upaya pembenaran atas kegagalan mereka,” tulis Podolyak.
“Perang jelas berlangsung tak sesuai skenario Rusia, dan maka dari itu membuat Putin memutuskan kebijakan yang sangat tak populer, yakni untuk memobilisasi dan sangat membatasi hak masyarakat,” sambungnya.
Sementara itu, pasca seruan tersebut warga Rusia ramai-ramai pergi ke luar negeri. Hal itu terlihat dari penerbangan untuk keluar dari Rusia hampir penuh.
Data situs Aviasales mencatat penerbangan langsung dari kota-kota mantan Uni Soviet di Armenia, Georgia, Azerbaijan, dan Kazakhstan terjual habis pada Rabu, 21 September 2022.
Salah satu maskapai internasional, Turkish Airlines, dalam situs resminya menyampaikan bahwa penerbangan ke Istanbul, yang merupakan pusat perjalanan penting antara kedua negara, penuh hingga Sabtu, 24 September 2022.
Data Google juga menunjukkan pencarian dengan kata kunci “tiket” dan “penerbangan” meningkat dua kali lipat di Rusia pada hari ini, setelah penayangan pesan video Putin.***
(Riyaldi)