Tuesday, 26 November 2024
HomeNasionalRizal Ramli Sebut Mafia BBM Selalu Bermain dengan Komisi Impor

Rizal Ramli Sebut Mafia BBM Selalu Bermain dengan Komisi Impor

Bogordaily.net–  Tokoh nasional yang juga ekonom senior Rizal Ramli menyoroti ketergantungan Indonesia pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) di era Presiden Joko Widodo. Ia menduga impor itu sengaja dilanggengkan karena komisi atau imbalan dari impor tersebut nilainya fantastis.

“Komisi impor itu gede banget. Mafia BBM selalu bermain dengan komisi impor,” kata Rizal Ramli dilansir dari Inilah.com dalam wawancara khusus dengan Wakil Pemimpin Redaksi Inilah.com Rahma Sarita.

Ia juga menilai, Pertamina sangat tidak efisien karena banyak biaya pembelian yang bengkak dan project cost (biaya proyek) yang di-mark up. Bengkaknya biaya pembelian BBM karena sebagian minyak mentah produksi dalam negeri harus diekspor untuk diolah melalui kilang di Singapura.

“Habis itu diimpor lagi. Kebayang enggak? Ongkos kirim ke sana, ongkos kirim pulang, kemudian asuransinya, margin keuntungan di Singapura 10-20 persen. Ya mahal BBM jadi di Indonesia,” ujar tokoh pergerakan itu.

Menurut Rizal Ramli, kurang produktifnya kilang di dalam negeri, salah satunya karena sudah uzur dan terbakar. Contoh kata dia, dalam satu tahun terakhir, Kilang Pertamina kebakaran empat kali, seperti di Cilacap, Balikpapan serta Kilang Balongan, Indramayu.

Pria yang akrab disapa RR ini mengaku tidak tahu apakah kebakaran itu disengaja atau tidak. Kebakaran itu pun membuat kapasitas produksi BBM dari Kilang Pertamina menjadi tidak maksimal.

“Padahal, tanpa terbakar pun, kapasitas produksinya sudah terbatas. Akibatnya apa? Harus impor BBM jadi dari Singapura,” imbuh RR.

Selama produksi tidak cukup, ia menegaskan, Indonesia harus mengimpor minyak bumi sebanyak 1,1 juta barel per hari. Dulu puncaknya kata RR, Indonesia menghasilkan 1,65 juta barel per hari. Data 1977 itu juga dilansir BP World Statistic pada 2012.

Saat ini, produksi minyak bumi Indonesia turun ke kisaran 850 ribu barel dan turun kembali ke kisaran 600 barel per hari.

“Anehnya tidak ada rencana bagaimana menaikkan produksi. Padahal, cadangan proven yang terbukti, banyak kok minyak di Indonesia,” kata Rizal Ramli.

Rizal Ramli juga mengungkapkan, sejak awal menjadi Presiden, Jokowi dan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan berencana membangun kilang minyak di Cilacap, Gresik, dan Balikpapan.

Akan tetapi, itu belum juga menunjukan kemajuan. Padahal, menurut Rizal Ramli, Jokowi sendiri yang menyebut sudah lebih dari 30 tahun Indonesia tak lagi membangun kilang minyak baru dan kini rencana tinggal rencana.

Lebih lanjut Rizal Ramli mengkritisi agar pemerintah jangan seenaknya menaikkan harga BBM sebab hal itu menyusahkan rakyat.

“Tapi kamu tidak mengerjakan apa yang harus kamu kerjakan. Tingkatkan efisiensi, naikkan produksi, dan tambah kapasitas kilang. Yang ada janji gombal doang,” tegasnya.(Gibran)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here