Friday, 22 November 2024
HomeBeritaSupaya Bisa Ngobrol, Desa di India Matikan TV dan HP Satu Jam...

Supaya Bisa Ngobrol, Desa di India Matikan TV dan HP Satu Jam Tiap Hari

Bogordaily.net–   Kecanduan televisi atau tv dan internet membuat sebuah desa di Negara Bagian Maharashtra, India, mendeklarasikan “kemerdekaan” selama beberapa jam setiap hari.

Dilansir Suara.com dari BBC, sirene berbunyi setiap pukul 19.00 di Desa Vadgaon, Distrik Sangli, merupakan pertanda bagi semua warga untuk mematikan televisi dan ponsel mereka dan boleh dinyalakan kembali ketika dewan desa membunyikan sirene lagi pada pukul 20.30.

“Kami memutuskan pada pertemuan desa tanggal 14 Agustus – menjelang Hari Kemerdekaan India – bahwa kami perlu menghentikan kecanduan ini,” kata Vijay Mohite, ketua dewan desa, kepada BBC Hindi.

“Mulai hari berikutnya, semua televisi dan ponsel dimatikan ketika sirene berbunyi,” lanjutnya.

Vadgaon memiliki populasi sekitar 3.000 orang, sebagian besar terdiri dari petani dan pekerja pabrik gula.

Menurut Mohite, anak-anak menjadi tergantung pada televisi dan ponsel lantaran kelas online selama pandemi Covid-19.

Setelah semua institusi pendidikan dibuka kembali pada tahun ini, anak-anak kembali menghadiri kelas reguler di sekolah dan perguruan tinggi.

“Tetapi mereka kembali [dari kelas] lalu bermain di ponsel atau duduk dan menonton televisi,” ujarnya.

Tak hanya itu, banyak orang dewasa juga menghabiskan terlalu banyak waktu di gawai mereka alih-alih berbicara satu sama lain.

Vandana Mohite (bukan kerabat Vijay Mohite) mengatakan ia merasa kesulitan mengawasi kedua anaknya karena mereka akan fokus sepenuhnya bermain dengan telepon atau menonton TV.

“Sejak norma baru ini dimulai, jauh lebih mudah bagi suami saya untuk membantu mereka belajar sepulang kerja dan saya bisa dengan damai melakukan pekerjaan saya di dapur,” sambung perempuan itu.

Namun, meyakinkan semua warga desa untuk setuju dengan gagasan detoks digital ini tidaklah mudah.

Vijay Mohite mengatakan awalnya, ketika dewan membahas masalah ini dan mengajukan proposal kepada penduduk desa, warga laki-laki mencemooh gagasan itu.

Dewan kemudian mengumpulkan warga perempuan, yang cukup terbuka untuk mengakui bahwa mereka bisa jadi keasyikan menonton banyak serial TV dan setuju bahwa seluruh desa perlu mematikan televisi dan ponsel selama beberapa jam.

Dewan juga kembali mengadakan pertemuan, dan memutuskan bahwa sebuah sirene akan dipasang di atas kuil desa.

Keputusan itu awalnya tidak mudah untuk diterapkan. Saat sirene berbunyi, staf dewan dan kelompok penduduk desa berkeliling, meminta warga untuk mematikan TV dan ponsel mereka.

“[Sekarang], keputusan itu akhirnya diterapkan sepenuhnya di seluruh desa,” kata Mohite.

Tapi, apakah mematikan TV dan telepon Anda sebentar dapat membantu?

Menurut Dr Manoj Kumar Sharma, profesor psikologi klinis di National Institute of Mental Health and Neurosciences (Nimhans) hal itu bisa membantu.

“Covid telah meningkatkan preferensi untuk aktivitas online atau waktu yang dihabiskan untuk aktivitas online,” katanya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Sharma dan rekan-rekannya di antara 682 orang dewasa (495 perempuan dan 187 laki-laki) antara Juli dan Desember 2020, menunjukkan bahwa penggunaan internet yang bermasalah adalah fenomena yang muncul dengan cepat di kalangan remaja dan dewasa muda.

Ini salah satu tantangan paling kritis yang muncul akibat meningkatnya penggunaan internet.

“Risiko penggunaan bermasalah meningkat dengan penggunaan internet yang tidak produktif secara berlebihan, yang dapat menyebabkan stres psikologis,” menurut temuan studi tersebut.

“Ini berpotensi membahayakan banyak aspek kehidupan remaja,” lanjutnya.***

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here