Bogordaily.net– Hasil investigasi ratusan kasus gagal ginjal akut misterius atau gangguan ginjal akut misterius pada anak diliris Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hasilnya, Kemenkes menemukan tiga zat kimia berbahaya di tubuh pasien anak. Tiga zat tersebut yakni etilen glikol, dietilen glikol dan ethylene glycol butyl ether atau EGBE.
ADVERTISEMENT
“Kemenkes sudah meneliti bahwa pasien balita yang terkena AKI (accute kidney Injury) terdeteksi memiliki 3 zat kimia berbahaya (ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, ethylene glycol butyl ether-EGBE),” ujar Kepala Biro Komunikasi Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, kepada wartawan sebaimana dilansir Suara.com, Kamis, 20 Oktober 2022.
Gagal ginjal akut misterius atau gangguan ginjal akut merupakan kondisi ketika ginjal tidak mampu membuang zat beracun dan cairan berlebih serta menyeimbangkan air dan elektrolit dengan optimal. Umumnya, ginjal menyaring kotoran dalam tubuh dan membuangnya melalui urin atau air kencing.
ADVERTISEMENT
Menurut Nadia, ketiga zat kimia ini sering ditemukan dalam obat sirup sebagai pelarut dan umumnya tidak berbahaya. Sehingga seharusnya tidak berbahaya atau bahkan hingga menyebabkan gagal ginjal akut.
ADVERTISEMENT
“Beberapa jenis obat sirup yang digunakan oleh pasien balita yang terkena AKI (kita ambil dari rumah pasien), terbukti memiliki EG, DEG, EGBE, yang seharusnya tidak ada atausangat sedikit kadarnya di obat-obatan sirup tersebut,” jelas Nadia.
Sebagai antisipasi, kata Nadia, Kemenkes meralang sementara penggunaan obat sirup apapun di masyarakat. Apalagi risiko kematian gangguan ginjal akut ini cukup besar yakni nyaris 50 persen.
“Mengingat balita yang teridentifikasi KAI sudah mencapai 70-an per bulan, diyakni kenyataanya pasti lebih banyak dari ini, dengan fatality atau kematian rate mendekat 50 persen,” imbuhnya.
Sementara itu, Kemenkes melaporkan kasus gagal ginjal akut misterius yang muncul di Indonesia, dalam dua bulan terakhir ini menyerang anak usia enam bulan sampai 18 tahun.
Hingga saat ini, total 189 kasus gagal ginjal akut dilaporkan dan paling banyak mendominasi usia satu hingga lima tahun.
Orangtua diimbau untuk tidak panik dan tetap mewaspadai munculnya gangguan ginjal pada anak-anak dengan memantau kondisi kesehatan serta pemenuhan kebutuhan cairan anak.***
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV