Bogordaily.net– Demonstrasi di Iran terkait kematian Mahsa Amini terus memanas. Dilaporkan sebanyak 92 orang tewas akibat bentrok antara pendemo dengan aparat. Memasuki pekan ketiga, protes masih berlangsung di berbagai wilayah di Iran. Para demonstran sebagian besar memprotes pengekangan terhadap kaum hawa di Iran.
Dilansir CNN Indonesia, kelompok pemantau hak asasi manusia Iran Human Rights (IHR) melaporkan total angka kematian itu dari berbagai jalur, termasuk jejaring sosial.
Seperti dikeyahui Mahsa Amini menjadi awal mula aksi demonstrasi karena diduga ditangkap polisi moral karena tak memakai hijab sesuai dengan standar. Beberapa hari setelah ditahan, Amini dinyatakan meninggal dunia pada 16 September. Ia diduga menjadi korban penyiksaan. Gelombang protes pun langsung menerjang jalan-jalan Iran.
Sementara itu Iran merupakan salah satu negara yang menganut paham syariah ketat, yang mana perempuan diwajibkan mengenakan hijab. Afghanistan memiliki permasalahan yang mirip dengan Iran. Di bawah pemerintahan Taliban, perempuan di sana kini dibatasi haknya untuk bersekolah dan diwajibkan mengenakan burkak.
Tak hanya di Iran dan Afghanistan, demonstrasi memprotes kematian Mahsa Amini juga meluas hingga di sejumlah negara Eropa hingga ke Amerika Serikat. Ribuan pedemo terutama perempuan di Athena, Berlin, Brussels, Istanbul, Madrid, Paris, hingga New York turun ke jalanan untuk memprotes Iran soal kematian Amini.
Sementara itu di sisi lain, setelah gelombang demonstrasi besar-besaran di Iran, Presiden Ebrahim Raisi buka suara soal kematian Mahsa Amini. Ia menganggap kematian Amini tragis, tetapi kerusuhan di Iran tak dapat diterima.
“Kita semua sedih dengan insiden tragis ini. [Namun], kerusuhan tak bisa diterima,” kata Raisi kala diwawancara stasiun televisi negara pada Rabu, 28 September 2022 seperti dikutip Reuters.***
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV