Bogordaily.net – Mabes Polri memastikan ada sejumlah gas air mata dalam tregedi Kanjuruhan yang kedaluwarsa. Insiden nahas tersebut terjadi usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam WIB.
Tragedi Kanjuruhan menjadi sejarah kelam sepakbola Tanah Air. 131 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit.
“Ya ada beberapa yang diketemukan [kedaluwarsa] ya yang tahun 2021, ada beberapa ya,” kata kepala divisi humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Namun, Humas Polri itu, mengaku tidak mengetahui berapa banyak gas air mata kedaluwarsa yang dipakai saat kejadian, seusai pertandingan antara Arema FA vs Persebaya, dalam Liga 1 2022/2023, yang berakhir 2-3 itu. Irjen Dedi menegaskan, tim labfor masih mendalami masalah tersebut.
“Saya belum tahu jumlahnya tapi masih didalami oleh labfor [laboratorium forensik] tapi ada beberapa. Tapi sebagian besar yang digunakan adalah tiga jenis ini,” Dedi menambahkan.
Dedi menjelaskan efek dari gas air mata yang kedaluwarsa mengalami penurunan fungsi. Maka dari itu zat dari gas air mata yang ditembakkan tak lagi bisa bekerja maksimal.
“Ketika tidak diledakkan di atas maka akan timbul partikel lebih kecil lagi dari pada partikel yang lebih kecil lagi daripada bedak yang dihirup kemudian kena mata mengakibatkan perih. Jadi kalau sudah expired justru kadarnya berkurang, kemudian kemampuannya akan menurun,” ucapnya.
Sejauh ini Polri telah menetapkan enam tersangka dari tragedi Kanjuruhan. Satu di antaranya adalah direktur utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita.
Selain itu, pemerintah bersama FIFA bakal membentuk tim transformasi sepakbola Indonesia. Selama proses tersebut berjalan FIFA akan berkantor di Tanah Air.(*)
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV