Bogordaily.net– Giorgia Meloni resmi dilantik sebagai Perdana Menteri (PM) Italia, Sabtu, 22 Oktober 2022 waktu setempat. Meloni mencatatkan sejarah baru bagi Italia yang memiliki PM wanita pertama.
Dilansir CNN Indonesia, pelantikan Meloni juga sekaligus menjadi pemimpin sayap kanan pertama sejak terakhir dikuasai tokoh fasis Benito Mussolini. Meloni yang menggantikan posisi eks Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi menghadapi tantangan berat. Sebab ancaman resesi yang makin dekat, tagihan energi melonjak, dan perpecahan dalam koalisi imbas perang Rusia-Ukraina. Berikut profil Giorgia Meloni.
Melansir dari CNN, Meloni merupakan seorang ibu berusia 45 tahun asal Roma. Selama kampanye, ia menyerukan slogan “Tuhan, negara, dan keluarga”. Kemenangan ini membuat Meloni akan menggantikan Mario Draghi yang mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri.
Meloni memimpin Partai Persaudaraan Italia yang selama ini menjunjung pandangan skeptis soal persatuan Eropa dalam Uni Eropa, kebijakan anti-imigrasi, dan anti-LGBTQ hingga hak aborsi.
Ia memiliki pandangan yang cukup berbeda dalam sejumlah isu jika dibandingkan dengan sejumlah pesaingnya dalam pemilu kali ini seperti Silvio Berlusconi dan Matteo Salvini, terutama soal invasi Rusia ke Ukraina.
Meloni menegaskan dirinya membela Ukraina dan sejauh ini tidak memiliki hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, berbeda dengan kedua pesaingnya itu yang malah ingin meninjau kembali sanksi terhadap Rusia.
“Dalam dunia politik di mana setiap orang mengatakan satu hal dan melakukan hal lain yang berbeda, sistem nilai [partai] kami cukup jelas,” kata Meloni dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post.
“Anda mungkin suka atau tidak suka, tapi kami tidak pernah menyesatkan,” ujarnya.
Meloni menjadi PM Italia di masa-masa yang cukup sulit terutama dalam hal menghadapi lonjakan biaya energi terutama gas imbas perang Rusia vs Ukraina hingga ketidakpastian perekonomian negara.
Perempuan kelahiran 1977 itu disebut menjadi politikus berhaluan sayap kanan demi membalas dendam ayahnya berhaluan politik sayap kiri.
Ayahnya bernama, Francesco, meninggal dia dan sang ibu ketika Meloni baru berusia satu tahun. Ia mulai mengenal politik sejak usia 15 tahun. Saat pindah ke Garbatella, Meloni bergabung dengan sayap pemuda neo-fasis Youth Front. Ketika mahasiswa, Meloni menjadi presiden gerakan mahasiswa Aliansi Nasional.
Marsilio mengatakan Meloni telah lama menjadi sosok perempuan yang tegas dan vokal terhadap apa yang ia yakini terutama dalam berpolitik. Ia bahkan mengatakan Meloni berani menghentikan siapa pun yang mengambil mikrofon darinya dalam sebuah pertemuan mahasiswa.
“Dia (Meloni) punya keberanian seperti singa,” kata Marsilio seperti dikutip BBC.
Meloni memantapkan citranya sebagai politikus nasionalis sayap kanan yang menentang aborsi, kebijakan euthanasia, hingga hubungan sesama jenis. Dia juga menentang migrasi warga non-Eropa ke Benua Biru dan multikulturalisme.
Beberapa pihak bahkan menuding Meloni xenofobia hingga anti-Islam. Meski begitu, belum ada pernyataan langsung Meloni sampai saat ini berbau sentimen anti-Islam.
Walau pro terhadap aliansi pertahanan NATO, Meloni memiliki pandangan Eurosceptic. Pada 2008, Meloni didapuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga di usia 31 tahun dan menjadi menteri termuda Italia. Pada 2012, Meloni membentuk partainya sendiri, Persaudaraan Italia.
Sebelumnya Giorgia Meloni dan partai sayap kanannya, Persaudaraan Italia mendapat suara terbanyak dalam pemilu pada Minggu, 25 September 2022 lalu.
Exit polls yang dipublikasi lembaga penyiaran Rai dan Quorum/YouTrend, mencatat bahwa koalisi partai berhaluan kanan, yakni Persaudaraan Italia, berada di puncak. Partai tersebut diketahui memperoleh suara antara 41 dan 45 persen.
Hasil perhitungan suara ini pun resmi akan diumumkan pada Senin, 26 September 2022 pagi waktu Italia. Dengan kemenangan ini, Italia bakal dipimpin dengan pemerintahan berhaluan ekstrem kanan pertama sejak era fasis Benito Mussolini 1922-1945.***
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV