Sunday, 5 May 2024
HomeNasionalTim Independen KemenKopUKM Lakukan Koordinasi Tuntaskan Kasus TPKS

Tim Independen KemenKopUKM Lakukan Koordinasi Tuntaskan Kasus TPKS

Bogordaily.net – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kembali menegaskan sikap untuk mengusut tuntas kasus Kekerasan Seksual (TPKS) yang melibatkan terduga pelaku dua dan dua tenaga honorer di KemenkopUKM pada 2019 lalu.

Sekretaris KemenKopUKM Arif Rahman Hakim mengatakan, tim hari ini sedang melakukan proses koordinasi dengan , dalam jumpa pers Jumat, 28 Oktober 2022.

“Awalnya kami ingin menyampaikan hasil koordinasi tim dengan terkait hukuman displin tetapi sampai dengan siang ini tim masih di , jadi kami belum bisa menyampaikan informasi yang detail tentang proses yang sedang berlangsung. Secepatnya akan kami sampaikan hasil koordinasi dengan ,” kata Arif.

Arif mengatakan KemenKopUKM sebelumnya sudah memberikan hukuman disipilin berat, dari grade 7 ke grade 3 kepada dua terduga pelaku tapi belum ke tingkat sanksi pemberhentian. Untuk itu, terkait sanksi kepegawaian maka melalui tim dilakukan konsultasi dengan .

Sekretaris KemenKopUKM Arif Rahman Hakim dalam jumpa pers Jumat, 28 Oktober 2022. (Istimewa/Bogordaily.net)

Sementara itu, dua terduga pelaku lainnya, yang merupakan tenaga honorer telah dipecat sebelumnya.

Tim independen yang dibentuk oleh MenKopUKM melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 107 Tahun 2022 Tentang Pembentukan Tim Independen Pencari Fakta, Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (TPKS) di Lingkungan KemenKopUKM diketuai oleh Aktivis Perempuan, Ratna Batara Munti.

Adapun anggotanya adalah Riza Damanik dari KemenKopUKM, Margareth Robin Kowara dari KemenPPPA, Sri Nurherwati dari Aktivis Perempuan dan Ririn Sefsani dari Aktivis Perempuan.

MenKopUKM telah menyampaikan bahwa tugas tim independen adalah: pertama, mencari fakta dan memberikan rekomendasi penyelesaian kasus kekerasan seksual maksimal satu bulan; kedua, memastikan pemenuhan hak-hak korban; ketiga, menyiapkan SOP pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan Kementerian Koperasi.

Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus MenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan yang juga selaku anggota Tim Independen Riza Damanik mengatakan terkait kasus pidana, merupakan wilayah penegak hukum.

Staf Khusus MenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan yang juga selaku anggota Tim Independen Riza Damanik dalam jumpa pers Jumat, 28 Oktober 2022. (Istimewa/Bogordaily.net)

“Bapak Menteri berkomunikasi dengan tim dan menyampaikan arahan kepada tim agar kasus ini diungkap setuntas-tuntasnya, tidak ada yang perlu ditutupi. Sekiranya ada pihak-pihak yang menghalangi proses penyelesainnya harus diungkap dan diberikan sanksi sesuai aturan berlaku,” kata Riza.

Ia meminta agar semua pihak dapat menunggu hasil koordinasi tim dengan mengenai hukuman terhadap dua terduga pelaku ASN yang saat ini masih aktif.

“Proses evaluasi ini sedang dilakukan, termasuk opsi kalau memang harus pemecatan. Terbuka untuk itu. Kalau opsinya sampai pemecatan, pertimbangan-pertimbangan hukumnya harus lengkap. Itulah sebabnya perlu kami dengarkan masukan dari lembaga terkait,” kata Riza.

Terkait pemberian beasiswa kepada salah satu ASN terduga pelaku, akan ditinjau ulang. Untuk itu, akan dilakukan koordinasi dengan K/L lain sebagai pemberi beasiswa guna memastikan adanya evaluasi tuntas.

Riza mengatakan, tim independen saat ini tengah melakukan pengumpulan data dan informasi dan akan segera dilakukan pertemuan secara fisik untuk membahasnya sehingga dapat mengungkap kasus ini dalam waktu satu bulan. Tim juga akan memberikan catatan terkait fakta dan rekomendasi penyelesaiannya.

“Tim juga dalam waktu lebih kurang 3 bulan menyiapkan SOP dalam kaitan pencegahan dan penanganan tindak kekerasan seksual di lingkungan Kementerian Koperasi dan UKM,” kata Riza.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here