Friday, 22 November 2024
HomeViralViral Selamatan Saling Lempar Makanan, Begini Tradisinya

Viral Selamatan Saling Lempar Makanan, Begini Tradisinya

Bogordaily.net–  Sebuah video memperlihatkan warga saling lempar makanan viral di media sosial. Aksi warga dalam acara selamatan yang terjadi di Ngawi, Jawa Timur itu pun menyedot perhatian warganet.

Dalam rekaman video berdurasi singkat, terlihat warga saling melemparkan makanan. Mereka dari berbagai usia tampak antusias melakukan perang makanan yang sebelumnya dikumpulkan.

Acara selamatan dengan saling lempar makanan di Ngawi ini tampak dilakukan di ruang terbuka.  Tidak semua warga ikut melakukan lempar makanan, tak sedikit pula warga yang melihat dari kejauhan.

Video viral saling lempar makanan tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram @fakta.indo.

“Gelar selamatan, warga saling lempar makanan. Lokasi: Sidolaju, Ngawi, Jawa Timur,” tulis keterangan video yang diunggah @Instagram fakta.indo.

Unggahan video acara selamatan saling lempar makanan itu menyedot perhatian warganet.

“Astagfirullah,makanan di lempar2. Cakep ntar gantian ente di lempar2 malaikat di akhirat,” tulis warganet di kolom komentar.

“Ntar ALLAH murka baru rasa!! Miris sekaliihh. Makanan berkah malah di buang” kaya sampah. Tapi kalau hidup susah pd ngeluh.. padahal dari ulah mereka sendiri yg gak mensyukuri nikmat,” komentar warganet.

“Ini bukan selamatan nmanya, tapi tdk mensyukuri nikmat dan mubazzir,emang sdm kita perlu diperbaiki nih,” timpal yang lainnya.

Sementara itu mengutip YourSay.id dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Ngawi, selamatan dengan saling lempar makanan berasal dari Dusun Tambak Selo Timur, Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi merupakan tradisi turun temurun yang disebut nyadranan. Tradisi nyadranan dilakukan usai ritual sakral di sumber air yang dijuluki dengan ‘Sendang Tambak’.

Gelaran tradisi nyadranan dilakukan setiap tahun tepatnya pada hari Jumat Legi. Menurut sesepuh desa, tradisi nyadranan sebagai ritual warisan dari nilai-nilai luhur dan upaya untuk menunjukkan bahwa manusia jadi satu dengan alam.

Tujuan ritual ini menjadi bentuk penghargaan masyarakat kepada alam yang telah menghidupi mereka dan untuk rejeki yang melimpah. Keberadaan tradisi nyadranan tidak lepas dari sejarah berdirinya Dusun Tambak Selo Timur.

Ki Ageng Tambak sebagai tokoh pemberontak Belanda kala itu dia dan pasukannya dikejar oleh Belanda hingga masuk hutan belantara. Ki Ageng Tambak bersumpah jika senapan Belanda tidak sanggup menembus lokasi persembunyiaannya.

Dia dan pasukan bersembunyi di dekat mata air atau sendang yang ditandai olehnya dengan sebongkah batu hitam. Kelak nama tempat persembunyiannya jadi perkampungan ramai yang dinamakann Dusun Tambak Selo.***

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here