Bogordaily.net – Kasus bullying pada anak sekolah kembali terjadi. Kali ini, bocah kelas dua sekolah dasar (SD) di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, berinisial MW (8), diduga dikeroyok oleh tujuh kakak kelasnya hingga sempat jatuh koma.
Dilansir dari akun instagram @infomalangan, bocah tersebut bernama Marcello Widy Febrian. Bocah berumur tujuh tahun itu merupakan warga Desa Kalinyamat Jenggolo, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Perundungan terhadap Siswa SD kelas dua itu dilakukan oleh tujuh anak. Peristiwa itu terjadi pada hari Jumat, 11 Agustus 2022 lalu.
AKibat dikerotok tersebut, bocah SD kelas dua itu trauma dan ingin pindah sekolah.
Korban yang merupakan murid kelas dua SDN Jenggolo 1 kemudian dirawat di Rumah Sakit Islam Gondanglegi sejak tanggal 17 November 2022. Ia kemudian dinyatakan koma.
Dalam video yang diunggah oleh akun tersebut terlihat bocah laki-laki mengenakan kaos polo garis-garis tengah terbaring di kasur. Tampak di hidungnya diberi selang alat bantu pernafasan.
Sementara di tangannya terdapat infus. Bocah tersebut terlihat tidak merespon ketika tangannya dipegang. Matanya juga tampak sedikit terbuka.
Terdengar lantunan Al-Fatihah dari seorang perempuan yang diduga ibu dari bocah tersebut.
Melansir dari Suarajatim.id, diduga motif tujuh anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) yang melakukan perundungan itu karena pemalakan.
MW (8), bocah yang duduk di kelas dua ini kapok tak mau lagi sekolah di tempatnya sekarang. Pengakuan itu disampaikan ayah korban, Edi Suhandi (ES), Kamis, 24 November 2022.
“Anaknya bilang mau pindah saja, sudah tidak mau sekolah di situ lagi,” tandasnya.
“Maunya dikeluarkan dari sekolah saja, karena takutnya membuat yang mau sekolah di situ jadi takut setelah mendengar berita ini,” imbuh ayah korban.
ES menyebutkan, Kapolres Malang telah menjenguk anaknya dan berharap proses hukum tetap berlanjut.
Sebab, dia menegaskan, apa yang dialami anaknya sudah fatal dan mengancam nyawa seseorang.
“Prosesnya tetap dilanjutkan sesuai hukum yang berlaku adil, biar jera gak ada timbul masalah yang lainnya ini korban paling fatal sebelumnya banyak korban, tapi gak ada yang berani bilang pihak sekolah, gak ada yang berani,” ujarnya.
Saat ini, bocah berinisial MWF (7) kondisinya sudah membaik dan sadarkan dini. Namun, ia masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi. (*)
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV