Wednesday, 26 June 2024
HomePolitikDemo 411 GNPR, Eko Octa: Rakyat Mana Diwakili?

Demo 411 GNPR, Eko Octa: Rakyat Mana Diwakili?

Bogordaily.net–  Menanggapi rencana akan digelar demo dari kelompok yang menamakan Gerakan Nasional Pembela Rakyat () dengan tuntutan demo mendesak agar Joko Widodo (Jokowi) mundur dari posisinya sebagai presiden pada Jumat, 4 November 2022 mendatang, aktivis 98 angkat bicara.

“Penyebutan organ Gerakan Nasional Pembela Rakyat atau . Nah, pertanyaannya rakyat yang mana yang dibelanya? Atau, rakyat yang mana yang minta dibelanya?” sentil Eko saat ditemui di Jalan Kapten Yusuf, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Menurut Eko, sejauh ini, tak diketahui rakyat yang mana yang dibela dan minta dibela .   Bahkan, kata dia, tak ada pemberitaan di media mainstream yang menerangkan pernyataan dari banyak orang atau rakyat Indonesia yang merasa minta diwakili aspirasinya oleh kelompok .

“Diduga kuat, rakyat yang dimaksud hanya segelintir orang yang ikut berdemo. Atau, juga pendonor demo,” imbuhnya.

Sementara itu, aksi demo akan digelar dengan motor penggeraknya para anggota Dewan Presidium ialah Ketua Umum Front Persaudaraan Islam (FPI) Habib Muhammad Alatas, Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) Yusuf Martak, hingga Ustadz Slamet Ma'arif pentolan PA 212.

Aktivis 98 yang sebelumnya pernah tergabung di Forkot ini melanjutkan, yang jadi pertanyaan, tepatkah aksi demo mendesak Presiden Jokowi mundur?

Eko menyebut, para peserta demo tersebut tak mengenali aturan yang berlaku. Secara ketentuan yang diatur di Indonesia, presiden maupun wakil presiden dapat diberhentikan oleh MPR dalam masa jabatannya apabila terbukti melakukan pelanggaran hukum atau, terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan atau wakil presiden.

“Pelanggaran hukum oleh presiden dan/atau wakil presiden yang dimaksud sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 7A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melakukan pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lain dan perbuatan tercela,” jelasnya

“Artinya, boleh dibilang tuntutan yang diusung para pendemo 411 dalam aksi unras mendatang, tak jelas. Kenapa? Karena, tak ada pelanggaran yang dilakukan Presiden Jokowi selaku Kepala Negara RI,” lanjut Eko.

Kemudian Eko menjelaskan, mengutip yang pernah diwartakan Harian Kompas, Senin, 24 Oktober 2022, hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang berlangsung 24 September hingga 7 Oktober 2022, kepuasan publik pada kinerja pemerintah di bidang politik dan keamanan mengalami peningkatan.

“Hal itu diketahui dari kepuasan masyarakat mencapai 74,6 persen atau sedikit naik dari survei Juni 2022 (73,1 persen). Demikian disampaikan peneliti Litbang Kompas Andreas Yoga Prasetyo. Begitu pula pada seluruh lapisan ekonomi masyarakat baik tingkat bawah, tengah dan atas. Nah, jika aksi 411 mengklaim mengatasnamakan suara rakyat yang tak puas dengan kinerja Jokowi, rakyat yang mana?,” paparnya.

Beralih ke soal ekonomi, menurut dia, pertengahan Juli 2022 lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan gelapnya prospek ekonomi global.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva terangnya, menyampaikan perang Rusia vs Ukraina, inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, dan pandemi Covid-19 jadi penyebabnya. Pada 2023 resesi ekonomi bisa dialami oleh banyak negara.

“Resesi umumnya ditandai dengan menurunnya pendapatan domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren negatif selama dua kuartal berturut-turut,” beber Eko.

Kekinian, beberapa negara diketahui mengalami lonjakan inflasi. Salah satunya, Inggris. Inflasi di negara tersebut meningkat ke level tertinggi dalam 40 tahun pada September. Begitu juga Amerika.

Dikutip dari berbagai sumber, kenaikan biaya energi dan pangan mendorong inflasi pada Mei ke tingkat tertinggi sejak 1981.

Demikian juga negara-negara Eropa yang menggunakan mata uang Euro, inflasi pada September lalu menembus dua digit karena melonjaknya harga listrik dan gas alam. Hal ini sebagai tandai resesi, karena harga yang lebih tinggi melemahkan daya beli konsumen. Sejumlah negara lain juga sudah mengalami krisis seperti Sri Lanka dan Pakistan. Bahkan, saat ini sudah ada 16 negara yang sudah menjadi pasien IMF dan 28 negara lainnya tengah mengantri.

“Bagaimana dengan Indonesia dengan kepala negaranya Joko Widodo? IMF menyebut Indonesia menjadi titik terang saat ekonomi dunia suram. Indonesia remains a bright spot in a worsening global economy (Indonesia tetap menjadi titik terang dalam ekonomi global yang memburuk). Begitu tulis Kristalina pada akun Instagram resmi dikutip pada 12 Oktober 2022. Pernyataan IMF ini menegaskan keyakinan bahwa perekonomian Indonesia masih cukup sehat dan aman dari ancaman resesi,” jelas Eko lagi.

“Nah, dari banyak perbandingan dengan negara-negara lain serta referensi ilmiah, apakah masuk akal desakan Jokowi harus mundur sebagaimana tuntutan demo GNPF 411? Silahkan disimpulkan sendiri,” tutupnya.(Gibran/***)

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here