Bogordaily.net – Lirik lagu Gugur Bunga ciptaan Ismail Marzuki menjadi salah satu lagi wajib yang selalu dinyanyikan saat perayaan Hari Pahlawan.
Lirik lagu ini menceritakan tentang kematian seorang prajurit. Nuansa kesedihan menjadi karakter khas lagu “Gugur Bunga”, sesuai liriknya yang penuh kepiluan lantaran kehilangan pahlawan pembela bangsa.
Tembang ini berjudul lengkap “Gugur Bunga di Taman Bakti” ini ditulis Ismail Marzuki pada 1945, tidak lama setelah Indonesia merdeka.
Lagu Lagu Gugur Bunga
Lagu “Gugur Bunga” diciptakan Ismail Marzuki untuk menghormati para pejuang yang gugur selama masa revolusi fisik atau perang mempertahankan kemerdekaan yang berlangsung usai kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga penyerahan kedaulatan pada akhir 1949.
Dalam rentang periode itu, terjadilah peperangan antara para pejuang dan arek-arek Suroboyo melawan pasukan Sekutu (Inggris dan Belanda) yang berpuncak pada 10 November 1945 atau yang dikenal dengan nama Pertempuran Surabaya. Inilah asal-muasal lahirnya Hari Pahlawan.
Lirik lagu “Gugur Bunga” ciptaan Ismail Marzuki menceritakan tentang kematian seorang prajurit dan perasaan orang yang menyanyikannya sehingga sangat syahdu dan pilu ketika dinyanyikan atau didengarkan.
Lirik Lagu “Gugur Bunga”
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini plipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti
Makna Lagu “Gugur Bunga”
Sebagaimana tercatat dalam buku Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Tradisional, & Anak Populer (2017) oleh Hani Widiatmoko, Dicky Maulana, lagu “Gugur Bunga” ditulis untuk menghargai para pahlawan yang gugur pada Revolusi Nasional Indonesia. Lagu itu berkisah tentang meninggalnya seorang pahlawan. Sejak saat itu, lagu “Gugur Bunga” selalu dinyanyikan ketika ada yang gugur dalam perjuangan, bahkan saat pemakaman tokoh-tokoh nasional, salah satunya mengiringi kepergian Presiden BJ Habibie yang meninggal pada 11 September 2019 lalu.
Christopher Torchia dalam Indonesian Idioms and Expressions: Colloquial Indonesian at Work (2007), menyebutkan lagu “Gugur Bunga” diciptakan untuk menghormati para pejuang yang gugur selama masa revolusi fisik atau perang mempertahankan kemerdekaan yang berlangsung sejak 1945 hingga penyerahan kedaulatan pada akhir 1949. Meskipun Indonesia sudah merdeka pada Agustus 1945, Belanda/NICA masih menguncang kedaulatan Indonesia dengan cara membonceng pasukan Sekutu. Belanda ingin menjajah Indonesia lagi setelah pada 1942 kehilangan wilayah yang pernah diduduki selama berpuluh-puluh tahun ini akibat kalah perang dari Jepang.
Akan tetapi, para pemimpin serta berbagai kalangan rakyat Indonesia tak mau menerima begitu saja dan siap mengobarkan perlawanan terhadap Belanda. Rakyat dari segala kalangan, baik prajurit, petani, bahkan pelajar, mengangkat senjata demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan oleh Sukarno-Hatta. (Tirto.id)
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV