Bogordaily.net – Dinkes Kabupaten Bogor menjadikan momen Hari Kesehatan Nasional (HKN) untuk memfokuskan penanganan stunting. Salah satunya, dengan bekerjasama kepada beberapa pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan.
Hingga saat ini, stunting masih menjadi masalah gizi yang banyak dialami anak di Indonesia. Setidaknya, ada sekitar 9 juta anak mengalami stunting atau 37 persen dari seluruh populasi anak di Indonesia.
Stunting adalah kondisi gagal tubuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis atau terjadi dalam jangka waktu lama, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan.
Stunting menjadi masalah gizi yang perlu menjadi perhatian para orangtua, sejak mulai kehamilan. Kekurangan gizi selama masa kehamilan dapat menyebabkan stunting pada anak sejak di dalam kandungan.
Kabid Pelayanan dan Pencegahan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Adang Mulyana mengungkapkan stunting merupakan gejala gizi pada anak yang dapat menyebabkan dampak negatif dan menyebabkan rendahnya prestasi belajar anak.
“Pada anak sekolah, kondisi stunting berisiko menghasilkan prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan anak seumurannya,” kata Adang Kepada Bogordaily.net, Rabu 30 November 2022.
Adang menambahkan, dalam hal ini Dinkes Kabupaten Bogor berupaya untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menangani kasus stunting.
“Dalam hal ini bahu membahu bekerjasama dalam menjalankan program-program kesehatan,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, Pandemi Covid-19 telah membuat kekompakan di tubuh insan kesehatan di Kabupaten Bogor. Sebab, untuk menangani itu semua, insan kesehatan bekerjasama dan bahu membahu menangani itu.
“Artinya dalam menangani masalah kesehatan harus dalam satu kesatuan,” jelasnya.
Selain itu, insan kesehatan Kabupaten Bogor juga terus fokus menangani persoalan stunting. Bahkan, pihaknya sudah mempetakan lokasi desa-desa stunting.
“Dimana dalam intervensinya ke desa-desa tersebut kami juga meminta bantuan, tidak hanya Dinkes dan Puskesmas, tapi ada organisasi profesi juga,” ujar Adang.
(Albin Pandita)