Bogordaily.net– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor kembali menggelar Festival Kopi Bogor tahun 2022 dengan mengusung tema “Bangga Kopi Bogor, Bangga Indonesia”. Festival ini rencananya akan digelar selama tiga hari pada 10-12 November 2022 di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor.
Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan, selain untuk terus mengenalkan kopi Bogor di level nasional maupun internasional, festival kopi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani kopi, khususnya di Kabupaten Bogor.
Tak hanya itu, festival ini juga menjadi wadah edukasi atau meningkatkan kapasitas dan keahlian para pelaku kopi lokal untuk bisa menghasilkan kopi berkualitas.
“Saya sangat mendukung Festival Kopi Bogor ini. Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk datang ke festival ini dan menikmati sajian kopi serta mengikuti rangkaian acara kegiatannya,” ujar Iwan dalam keterangan yang dirilis Tim Komunikasi Publik, Diskominfo Kabupaten Bogor, Rabu, 9 November 2022.
Festival Kopi Bogor sekaligus menjadi ajang business matching atau peningkatan rantai ekonomi melalui transaksi kopi yang melibatkan para pelaku dan penikmat di industri kopi dari hulu ke hilir. Industri ini nantinya dipadukan dengan market digital berbasis online.
Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi atau sarana untuk memperkuat dan sinergi rantai industri kopi yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan nilai tambah kopi lokal.
Festival Kopi Bogor ini akan menjadi surga bagi para pecinta dan penikmat kopi dengan menghadirkan 30 stand produsen kopi. Selain itu beberapa agenda kegiatan akan memeriahkan festival ini, mulai dari coffe exhibition, launcing “Bangga Kopi Bogor Bangga Indonesia”, lelang kopi, sruput kopi gratis, ngariung warkop digital.
Acara juga dimeriahkan dengan aneka lomba seperti brewing workshop, latte art competition, cupping competition, music entetainment, hingga talk show tentang rantai pasok kopi.
Sementara itu Festival Kopi Bogor merupakan acara dua tahunan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016 bertema kopi sebagai ajang perayaan dan festival yang dibanjiri banyak penikmat kopi. Bahkan peminatnya tidak hanya dari Bogor, melainkan dari berbagai kota lain seperti Jakarta, Depok, Bekasi Tangerang dan tidak menutup kemungkinan turis domestik dan mancanegara.
Festival Kopi Bogor selalu konsisten menampilkan dan memperkenalkan brand kopi lokal terbaik dari Bogor. Hasil produksi pelaku industri kopi asal Kabupaten Bogor, seperti petani kopi nusantara, roaster kopi berbakat, barista, distributor dan pembuat mesin kopi. Kemudian penjual kopi di tingkat grosir, retail, hingga warung kopi dan tentunya para penikmat kopi yang tidak pernah absen meramaikan acara 2 tahunan ini.
Pemerintah Kabupaten Bogor, melalui Festival Kopi Bogor selalu membuktikan dukungannya terhadap kualitas petani dan biji kopi asli Bogor yang tidak kalah dan bahkan mampu bersaing dari segi cita rasa, aroma dan tekstur melalui ajang perlombaan Kopi Robusta.
Hasilnya, cita rasa Kopi Robusta Bogor yang unik serta memiliki kualitas mutu fisik biji kopi yang baik berhasil menyabet berbagai prestasi nasional hingga internasional, salah satunya mendapatkan Bronze Medal Avpa Gourmet Product pada Pameran Sial Paris di Perancis.
Pemkab Bogor juga senantiasa melakukan strategi pengembangan kopi Bogor tak hanya melalui berbagai kegiatan. Dalam mendukung peningkatan produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor, Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan bahkan mendukung pelaksanaan strategi dan arah kebijakan yang menjadi prioritas dalam Perubahan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2018-2023, antara lain yaitu:
Menyediakan sarana dan prasarana pertanian, dengan arah kebijakan meningkatkan penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian. Melakukan mitigasi bencana pertanian dan kualitas pelayanan pelaku usaha pertanian, dengan arah kebijakan meningkatkan penanganan organisme pengendali tanaman (OPT) dan penanggulangan bencana alam akibat perubahan iklim, serta mningkatkan pelayanan rekomendasi ijin usaha pertanian.
Tak hanya itu juga rutin meningkatkan kualitas penyuluhan pertanian dengan arah kebijakan meningkatkan kompetensi SDM pertanian dan kelembagaan penyuluh pertanian. Strategi, arah kebijakan, kebijakan, program dan kegiatan diarahkan untuk mewujudkan program strategis Bupati yaitu Panca Karsa, yang salah satunya adalah produksi kopi robusta terbesar di Jawa Barat. Berdasarkan evaluasi Panca Karsa Tahun 2019 dan 2020, program Panca Karsa “Produksi Kopi Robusta Terbesar di Jawa Barat” telah Berhasil Tercapai sesuai target yang ditetapkan.
Bahkan para petani kopi memberi julukan “Bapak Kopi Kabupaten Bogor kepada Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan pada acara panen, pameran kopi dan penyerahan bantuan alat mesin pertanian kepada Kelompok Tani Gunung Batu, di Desa Sukamulya, Sukamakmur, Selasa 31 Mei 2022 lalu.
Hal ini dikatakan salah satu petani kopi, Andika, saat diwawancarai pada acara tersebut. Ia sepakat mengangkat Iwan Setiawan sebagai Bapak Kopi Kabupaten Bogor.
Plt.Bupati Bogor, Iwan Setiawan mengungkapkan, sejak dulu ia memang sudah concern terhadap kopi, khususnya kopi Kabupaten Bogor.
“Ketika saya kampanye tahun 2016, kalau terpilih saya ingin menjadi Bapak Kopi Kabupaten Bogor,” ujarnya.
Berdasarkan catatan sejarah, kenikmatan aroma dan cita rasa kopi Bogor ini sudah ada sejak aham van Riebeek mantan Gubernur Jenderal VOC di Hindia Belanda yang membawa bibit pertama biji kopi ke Nusantara dari pantai Malabar India yang kemudian ia tanam di Buitenzorg (bogor) pada tahun 1725.
Bogor (Buitenzorg) kemudian disebut sebagai Kota Penanaman dan Penebar Kopi Pertama di Nusantara. Kemungkinan besar, nama gunung Malabar di Jawa Barat diambil dari sejak ditanamnya benih-benih kopi atau teh dari Malabar di lereng gunung tersebut. Sejak itulah kopi menjadi salah satu andalah utama komoditi bangsa Belanda yang penanamannya menyebar hingga ke pulau Soematera terutama di Tapanoeli.
Tidak berselang lama, para penjual kopi eceran mulai bermunculan di Bogor. Mereka meracik biji kopi Robusta dan Arabica pilihan untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat. Berbagai nama kopi peninggalan tersebut masih eksis hingga saat ini, seperti Kopi Liong Bulan, Tjap Teko, Tjap Katjamata (Bah Sipit), Kopi Liong Obor (Ngesti), dan Tjap Oplet.
Kopi yang ditanam di Bogor menciptakan aroma dan cita rasa yang khas yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Melihat keunikan kopi Bogor, Belanda semakin gencar membudidayakan kopi sebagai komoditas utama yang dikirim ke Belanda. Tercatat, pengolahan biji kopi terbesar dibangun di Buitenzorg pada tahun 1866. (Tim Komunikasi Publik/Diskominfo Kabupaten Bogor)
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV