Friday, 29 March 2024
HomeBeritaProfil Bung Tomo, Sosok Penting dalam Pertempuran 10 November

Profil Bung Tomo, Sosok Penting dalam Pertempuran 10 November

Bogordaily.net merupakan yang berperan penting dalam pertempuran 10 November. Siapa sebenarnya ? Bagaimana peranannya dalam peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November?

Sutomo atau dikenal dengan nama adalah pahlawan nasional dari Surabaya. dikenal dengan orasinya yang membakar semangat para pejuang di peristiwa Pertempuran Surabaya.

Di pertempuran yang berlangsung pada 10 November 1945 tercetuslah semboyan “merdeka atau mati” oleh yang terkenal hingga saat ini.

yang memiliki nama asli Sutomo adalah pria kelahiran 3 Oktober 1920 asal Kampung Blauran, Surabaya.

Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, dengan ibu yang berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.

Menjalani hidup dengan keterbatasan, pada usia 12 tahun Sutomo meninggalkan pendidikannya di MULO dan bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Walau begitu ia menyelesaikan pendidikan HBS melalui korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.

Kemudian pada usia 17 tahun, ia berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat “Pandu Garuda”.

Rekam jejak Sutomo dalam bekerja berkaitan dengan pemerintahan Hindia Belanda. Iapernah bekerja sebagai pegawai Hindia Belanda, mulai dari staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda.

Kemudian Sutomo juga pernah bekerja sebagai polisi di kota Praja dan juga menjadi anggota Sarekat Islam.

Sebelum akhirnya pindah ke Surabaya, ia bekerja pada sebuah distributor untuk perusahaan mesin jahit “Singer”.

Sutomo kemudian bekerja menjadi seorang jurnalis dan bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial.

Minat dalam Bidang Jurnalisme

Dilansir situs Perpustakaan Sekretariat Negara, Bung Tomo tertarik dengan dunia jurnalisme. Ia sempat menjadi jurnalis dan memegang beberapa jabatan penting, seperti:

  • Wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1937
  • Redaktur Mingguan Pembela Rakyat di Surabaya pada tahun 1939
  • Bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1942-1945
  • Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara, 1945.

Peran Bung Tomo dalam Pertempuran 10 November

Pada tahun 1944 Bung Tomo terpilih menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori oleh Jepang.

Rakyat Surabaya diultimatum untuk segera menyerahkan senjata kepada pihak Inggris selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi.

Namun Bung Tomo dengan seruan-seruannya membakar semangat rakyat di dalam siaran-siaran radio yang penuh dengan emosi.

Hingga pada tanggal 10 November 1945, meletuslah perang antara rakyat dengan tentara Inggris.

Bung Tomo sontak menjadi pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya. Pidatonya berhasil mengobarkan semangat para pemuda dan santri agar berjibaku di medan laga Surabaya. Dia juga berperan dalam pelucutan senjata Jepang, lalu mengirimkan sebagian besar senjata itu ke Jakarta.

Bung Tomo Dimakamkan di Tanah Kelahirannya

Bung Tomo wafat pada 7 Oktober 1981 di Padang Arafah, saat dirinya sedang melaksanakan ibadah haji. Jenazahnya dibawa pulang ke Indonesia dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya.(*)

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here