Bogordaily.net – Empat negara ASEAN mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya takbenda ke UNESCO. Mereka adalah Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Namun Indonesia tidak termasuk di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Tidak adanya Indonesia di grup tersebut yang kemudian memicu perdebatan di tengah masyarakat.
CEO Dewan Warisan Nasional (NHB) Chang Hwee Nee mengatakan kebaya telah dan terus menjadi aspek sentral dalam representasi warisan budaya dan identitas Melayu, Peranakan dan komunitas lainnya di Singapura.
ADVERTISEMENT
“(Kebaya) merupakan bagian integral dari warisan kami, sebagai kota pelabuhan multikultural, dengan hubungan lintas Asia Tenggara dan dunia,” ucapnya, dilansir dari Straits Times.
ADVERTISEMENT
NHB mengatakan, Malaysia telah mengusulkan dan mengkoordinasikan nominasi multinasional. Gagasan itu dibahas sebagai bagian dari rangkaian rapat kerja di antara sejumlah negara pada 2022.
Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand setuju untuk bekerja sama dalam nominasi. Keempat negara menyambut negara lain untuk bergabung dalam nominasi tersebut.
Perlu diketahui, suatu elemen budaya bisa dinominasikan ke UNESCO oleh satu negara secara single-nation nomination atau dapat juga diajukan nominasinya secara bersama-sama beberapa negara atau istilahnya multi-nation nomination yang juga biasa disebut joint nomination.
“Negara mana pun berhak mendaftarkan elemen budaya yang ada di negaranya ke UNESCO dan tidak ada negara yang bisa melarang negara lain mendaftarkan elemen budayanya ke UNESCO,” ujar Indiah.
Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand setuju untuk bekerja sama dalam nominasi, kata dewan tersebut. Mereka seraya menambahkan bahwa keempat negara menyambut negara lain untuk bergabung dalam nominasi tersebut.
Antara Agustus dan Oktober, NHB mengadakan enam diskusi kelompok terarah dengan 48 peserta untuk mencari pandangan tentang nominasi tersebut. Ini termasuk praktisi budaya, perwakilan asosiasi budaya dan peneliti yang terlibat dalam pembuatan dan pemakaian kebaya.
Dari tanggal 1 hingga 3 November, perwakilan dari NHB dan masyarakat menghadiri lokakarya yang diselenggarakan oleh Malaysia di Port Dickson, di mana mereka mendiskusikan nominasi tersebut, termasuk apa yang harus disertakan dalam pengajuan tersebut.
Rencananya, NHB akan mengatur inisiatif penjangkauan publik dari Januari hingga Maret 2023 untuk meningkatkan kesadaran akan nominasi tersebut. Rincian lebih lanjut akan diberikan di situs web NHB dan saluran media sosialnya.
NHB menambahkan, UNESCO selanjutnya akan menilai nominasi berdasarkan definisi warisan budaya takbenda, dan seberapa baik masing-masing dari empat negara akan memastikan promosi dan transmisi praktik terkait kebaya. Hasil nominasi diharapkan akan diumumkan pada akhir 2024.
Sebagai informasi, di balik langkah yang dilakukan Singapura untuk mendaftarkan kebaya sebagai salah satu daftar warisan budaya takbenda UNESCO bersama tiga negara Asia Tenggara tersebut sebenarnya juga terus digaungkan oleh Indonesia dalam beberapa waktu terakhir melalui Kebaya Goes to UNESCO.
Bahkan, komunitas pecinta kebaya di Indonesia mengharapkan Indonesia menempuh jalur single nation dalam pengajuan kebaya sebagai warisan budaya ke UNESCO, dan bukan secara bersama-sama dengan Malaysia, Singapura, dan Brunei.
Pasalnya, mereka menilai apabila kebaya diakui oleh banyak negara, mungkin saja kebaya tidak lagi menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia dan tak lagi bagian dari jati diri bangsa.(*)
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV