Bogordaily.net– Fenomena henti jantung (sudden cardiac arrest) merupakan kondisi saat jantung secara mendadak berhenti memompa darah. Dalam beberapa menit jantung berhenti berdetak, organ vital di dalam tubuh tidak mendapatkan darah kaya oksigen. Akibatnya, kerusakan pada otak dan kematian bisa terjadi. Olahraga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya henti jantung mendadak. National Heart, Lung, and Blood Institute sebagaimana dilansir Hellosehat.com, menyebut henti jantung bisa terjadi saat olahraga berat pada orang yang memiliki masalah jantung.
Studi yang diterbitkan pada jurnal Circulation, meninjau kejadian henti jantung saat olahraga. Hasilnya, menunjukkan bahwa kasus henti jantung dapat terjadi selama latihan dan kurang lebih satu jam setelah olahraga dilakukan, meskipun angka kejadiannya cukup jarang. Dari studi tersebut, jenis latihan yang paling umum menyebabkan henti jantung adalah latihan di gym, lari, bersepeda, berenang, bola basket, dan menari.
Sebagian besar orang yang mengalami jantung berhenti bekerja ini mengeluhkan nyeri dada, pusing, tidak enak badan atau kejang sebelum pingsan. Saat berolahraga, tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin. Hormon ini dapat merangsang denyut jantung jadi lebih cepat. Bila olahraga yang dilakukan terlalu berat, hormon ini memaksa jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah.
Pada orang yang memiliki masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia), olahraga yang berlebihan ini bisa memicu terjadinya henti jantung mendadak.
Kondisi ini bisa terjadi akibat dehidrasi yang membuat kadar mineral, seperti kalium dan magnesium menjadi sangat rendah. Padahal, mineral tersebut mengandung muatan listrik yang membantu saraf dan otot jantung bekerja sebagaimana mestinya. Saat kadar mineral sangat rendah, aktivitas pensinyalan listrik di jantung bisa terganggu menyebabkan aritmia dan henti jantung.
Olahraga berat bukan penyebab tunggal seseorang mengalami henti jantung. Risiko henti jantung semakin besar, jika orang tersebut memiliki faktor lain di antaranya:
Pernah mengalami serangan jantung sebelumnya
Saat serangan jantung terjadi, penyakit yang mendasari seperti aterosklerosis menjadi lebih parah. Hal ini dapat menimbulkan jaringan parut di jantung yang nantinya memicu gangguan aktivitas listrik dan menyebabkan henti jantung.
Memiliki riwayat penyakit kardiomiopati
Kardiomiopati menyebabkan pembesaran atau penebalan otot jantung. Kondisi otot jantung yang tidak normal ini dapat memicu aritmia dan henti jantung.
Lahir dengan penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan membuat seseorang berisiko tinggi mengalami henti jantung mendadak, sekalipun telah menjalani operasi korektif.
Obesitas dan menerapkan gaya hidup yang tidak sehat
Penerapan gaya hidup yang buruk seperti merokok dengan berat badan yang berlebihan menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sudden cardiac arrest.***
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi Youtube BogordailyTV