Friday, 26 April 2024
HomeViralBegini Video Penampakan Sampah di Bantargebang

Begini Video Penampakan Sampah di Bantargebang

Bogordaily.net–  Mulai Januari 2023 mendatang Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menggunakan teknologi refuse-derived fuel (RDF) dalam mengelola sampah yang jumlahnya ribuan ton per hari. Di sisi lain, dalam sebuah video beredar memperlihatkan antara Jakarta dan Bekasi dengan kondisi sampahnya di .

Dari video yang diunggah di Instagram @infobekasi tampak perbandingan kondisi di kedua kota tersebut.

“Jakarta dan sampahnya (di Bekasi). Setiap hari ada 7000 ton sampah dibuang ke . Adapun kompensasi yg diterima Bekasi setiap tahun sebesar Rp 350-400 miliar,” tulis keterangan video yang diunggah Instagram @infobekasi.

Dalam keterangan video juga disebutkan uang tersebut untuk uang bau masyarakat di tiga kelurahan Rp350 ribu per bulan dan Rp150 ribu di 1 kelurahan sisanya untuk pembangunan infrastuktur di wilayah .

“Pemprov DKI menyiapkan teknologi refuse-derived fuel (RDF) plant dengan kapasitas pengolahan 2000 ton/hari (masih mines 5000 ton),” sambungnya.

Warganet yang menyaksikan unggahan video tersebut memberikan beragam komentarnya dan menyoroti berbagai persoalan seperti berikut ini.

“Uang milyaran tapi jalan raya ngga beres aja,” kata warganet.

“Alhamdulillah dah 4 tahun kerja di Jatiasih selalu kecium semerbak aroma nya 😂 disyukuri aja,” timpal yang lain.

“Pdhal dengan dana kompensasi segitu pemerintah knp ga kelola sampah lebih baik lagi supaya ga ada pihak yg di rugikan dan tiap tahun ga keluar uang sebanyak itu,” ujar warganet.

“Uang kompensasi bukan solusi sih sbnernya,, yg dibutuhin itu gimana biar sampahnya bisa terurai/dibereskan.. Toh dengan adanya uang kompensasi tp pendidikan bagi anak² disekitar masih belum terpenuhi,” komentar warganet.

Cek videe sampah di klik di sini.

Sementara itu dilansir dari Beritsatu.com, Pemprov DKI Jakarta akan menggunakan teknologi refuse-derived fuel (RDF) dan dibangun di tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) , Kota Bekasi. Lokasi tersebut diresmikan Anies Baswedan yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Senin, 10 Oktober 2022 lalu. Nantinya, sampah yang masuk ke TPST akan direduksi menjadi RDF atau bahan bakar mirip dengan batubara untuk bisa digunakan untuk konsumsi industri.

Pembangunan pabrik LM dan RDF ini sebagai upaya Pemprov DKI Jakarta untuk memperpanjang masa pelayanan TPST . Hal ini mengingat lahan TPST seluas 117,5 hektare akan terus dipenuhi tumpukan atau gunungan sampah dalam beberapa waktu beberapa tahun ke depan.

Dengan fasilitas pabrik RDF ini, gunungan sampah lama akan di‎tambang dilakukan proses pencacahan hingga pengeringan untuk memproduksi RDF sebagai sumber energi baru terbarukan (EBT).

Pabrik RDF diharapkan dapat mengurangi pembuangan sampah ke TPST , meningkatkan kualitas lingkungan dan dihasilkannya bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Pabrik RDF adalah pabrik bahan bakar turunan dari sampah lama yang ditambang dari gunungan sampah dan diolah menjadi menjadi bahan bakar bernilai kalori setara dengan batubara muda.

“Kita sekarang sampai pada babak baru. Semula dipandang sebagai tempat pembuangan akhir, sekarang sebagai tempat pengolahan ‎sampah yang menghasilkan energi baru terbarukan,” kata Anies Baswedan.

Ia menjelaskan pabrik RDF TPST Bantargebang akan menjadi proyek percontohan terbesar di Indonesia. Dengan adanya pabrik ini, masyarakat memandang sampah sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Berdiri di lahan seluas 9.000 meter persegi, pengolahan sampah LM RDF akan dilengkapi dengan mesin teknologi tinggi. Sebanyak, 1.000 ton RDF per hari akan dihasilkan di pabrik ini. Seiring dengan berjalannya waktu, pabrik RDF dapat menghasilkan maksimal 3.000 ton per hari. Nanti, bahan bakar energi baru terbarukan ini akan didistribusi langsung ke pabrik semen, yang sudah melakukan kerja sama.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here