Bogordaily.net – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa Indonesia diguncang gempa sebanyak 10.792 kali sepanjang tahun ini mulai periode 1 Januari sampai 29 Desember 2022.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, aktivitas kegempaan di Indonesia tahun 2022 berada di atas rata-rata aktivitas kegempaan Indonesia sejak tahun 2008.
“Aktivitas gempa di Indonesia pada tahun 2022 ini terjadi sebanyak 10.792 kali yang dirinci gempa dirasakan itu terjadi sebanyak 807 kali, kemudian kembali signifikan yang terjadi 205 kali, kemudian gempa kecil dibawah magnitudo 5,0 terjadi 10.580 kali,” ungkap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dilansir dari Okezone, Jumat 30 Desember 2022.
Dari total gempa bumi yang terjadi selama 2022, BMKG mencatat ada sebanyak 808 kali gempa yang dirasakan dan 205 kali gempa signifikan. Adapun, gempa merusak terjadi sebanyak 22 kali.
“Dan kalau kita mencermati di akhir tahun ini paling banyak gempa merusak terjadi di Jawa Barat. Sejak terjadi di Banten kemudian Cianjur, Sukabumi dan Garut,” ungkap Daryono.
Daryono mengungkapkan, gempa bumi merupakan fenomena yang tidak dapat diprediksi secara tepat kapan datangnya. Untuk itu, langkah-langkah mitigasi perlu dilakukan. Adapun, salah satu yang dilakukan BMKG ialah menambah jaringan seismograf di sebanyak 10 lokasi, yakni Sumatra, Kalimantan Jawa Timur dan Sulawesi.
“Saat ini BMKG mengoperasikan cukup banyak seismograf untuk memonitor gempa di Indonesia. sekarang ada 438 seismograf. Tahun depan BMKG akan membangun 12 lokasi untuk merapatkan jaringan agar mendapatkan hasil parameter yang lebih cepat dan lebih akurat,” pungkas Daryono.
Selain itu, ada sejumlah gempa yang menimbulkan korban jiwa. Beberapa di antaranya gempa Pasaman Barat yang mengakibatkan 25 orang meninggal dan gempa Cianjur yang mengakibatkan 344 meninggal.
Daryono mengungkapkan, gempa bumi merupakan fenomena yang tidak dapat diprediksi secara tepat kapan datangnya. Untuk itu, langkah-langkah mitigasi perlu dilakukan. Adapun, salah satu yang dilakukan BMKG ialah menambah jaringan seismograf di sebanyak 10 lokasi, yakni Sumatra, Kalimantan Jawa Timur dan Sulawesi.
“Saat ini BMKG mengoperasikan cukup banyak seismograf untuk memonitor gempa di Indonesia. sekarang ada 438 seismograf. Tahun depan BMKG akan membangun 12 lokasi untuk merapatkan jaringan agar mendapatkan hasil parameter yang lebih cepat dan lebih akurat,” pungkas Daryono.(*)