Tuesday, 26 November 2024
HomeKota BogorDinkes Kota Bogor Sebut 1.428 Warga Terserang DBD

Dinkes Kota Bogor Sebut 1.428 Warga Terserang DBD

Bogordaily.net – Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Erna Nuraena mengungkapkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bogor selama tahun 2022 sejak Januari hingga November tercatat ada 1.428 yang terserang DBD. Jumlah ini mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya.

“Meski begitu, dari jumlah warga terjangkit DBD ini sudah ada beberapa yang berubah membaik dan sembuh,” kata Erna Nuraena, Sabtu, 10 Desember 2022.

Dari 1.428 warga yang terkena DBD, kata Erna, delapan orang dinyatakan meninggal karena gigitan nyamuk aedes aegypti.

Berdasarkan rincian data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota Bogor di antaranya pada Januari ada 129 kasus, Februari 75 kasus, Maret 155 kasus, April 151 kasus.

Lalu, Mei 116 kasus, Juni 135 kasus, Juli 135 kasus, Agustus 115 kasus, September 136 kasus, Oktober 132 kasus serta November 149 kasus.

Sedangkan untuk delapan kasus meninggal dunia terjadi pada periode Mei 1 kasus, Juni 1 kasus, Juli 1 kasus, Agustus 1 kasus, September 2 kasus, Oktober 1 kasus serta November 1 kasus.

Menurutnya, penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan dan ancaman serius di sejumlah wilayah di Indonesia khususnya di musim penghujan. Sampai bulan November penyebaran kasus DBD terbanyak di wilayah Kota Bogor pada tahun 2022 yakni di Kelurahan Katulampa ditemukan 92 kasus DBD, Kelurahan Cikaret 60 kasus DBD dan di Kelurahan Mulyaharja juga Kelurahan Baranangsiang ada 50 kasus DBD.

“Rata-rata usia yang terjangkit demam berdarah di wilayah Kota Bogor yaitu rentang usia 5-14 tahun,” ujar Erna.

Erna menjelaskan, salah satu penyebab penyebaran kasus DBD masih tinggi di wilayah Kota Bogor yaitu karena masih kurangnya kepedulian masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan penularan penyakit DBD di wilayah Kota Bogor.

“Angka bebas jentik nyamuk di wilayah Kota Bogor pada bulan November masih di 94,11 persen,” jelasnya.

Dinas Kesehatan Kota Bogor yang dibantu oleh puskesmas di wilayah Kota Bogor, kata Erna, melakukan penanganan untuk penurunan angka DBD yaitu dengan meningkatkan peran serta masyarakat.

Untuk itu, dalam upaya pengendalian vektor nyamuk Aedes Aegypti sesuai Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri satu minggu sekali mengaktifkan gerakan satu rumah satu jumantik di lingkungan rumah tempat tinggal dengan cara mengajak keluarga untuk melakukan 3M plus di rumah masing-masing.

“Dan berkoordinasi untuk membentuk jumantik lingkungan, koordinator jumantik dan supervisor jumantik, tingkatkan upaya 3M plus menguras, menutup, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” paparnya.

Tak hanya itu menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, misalnya toren air, gentong atau tempayan penampung air, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk.

Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk dan menggunakan anti nyamuk semprot maupun oles bila diperlukan.

“Kita juga melakukan kegiatan pengasapan atau fogging menggunakan insektisida hanya mampu membunuh nyamuk dewasa untuk wilayah yang tercatat terjangkit demam berdarah,” tulisnya. (Ibnu Galansa)

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here