Tuesday, 23 April 2024
HomeTravellingMenapaki Jejak Wisata Bersejarah Kerajaan Tarumanegara di Desa Ciaruteun

Menapaki Jejak Wisata Bersejarah Kerajaan Tarumanegara di Desa Ciaruteun

Bogordaily.net – Keindahan Indonesia bukan hanya bisa kita nikmati dari sisi alamnya saja, akan tetapi ragam budaya, seni, kuliner, hingga peninggalan momentum bersejarah. Seperti salah satunya yakni wisata bersejarah kerajaan Tarumanegara yang berada di Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Tidak dapat dipungkiri, Indonesia memiliki berbagai situs momentum bersejarah yang sangat menari untuk dijelajahi.

Pentingnya pengembangan tempat bersejarah sebagai destinasi wisata, karena destinasi wisata bukan hanya pemandangan berupa alam terbuka maupun wisata kuliner dan keindahan ragam budayanya saja.

Pasalnya, tempat-tempat bersejarah di suatu daerah dapat dikembangkan untuk menarik minat wisatawan umum agar tertarik untuk mengunjungi destinasi besejarah tersebut.

Mengunjungi destinasi ikon bersejarah akan menemukan keunggulan atau keunikan yang akan didapatkan sehingga para wisatawan atau masyarakat sekitar ikut serta menjaga, melestarikan ikon destinasi wisata bersejarah tersebut sehingga akan menjadi daya tarik yang dikunjungi oleh banyak orang.

Salah satunya adalah destinasi tempat wisata sejarah yang dapat dikunjungi oleh wisatawan umum di Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Salah satu ikon wisata sejarah ini adalah Prasasti Batu Tulis Ciaruteun peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Prasasti batu tulis Ciaruteun merupakan ikon bersejarah peniggalan yang berasal dari Kerajaan Tarumanegara sekitar abad V Masehi.

Prasasti yang merupakan warisan budaya pada zaman Kerajaan Tarumanegara yaitu prasasti kebon kopi atau tapak kaki gajah, prasasti ciaruteun atau tapak Raja Purnawarman dan Prasasti Muara Cianten.

Semua prasasti tersebut berada di daerah Ciaruteun Hilir Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Usia prasasti Kerajaan Tarumanegara ini sekitar 1.700 tahun. Kerajaan Tarumanegara berdiri pada abad ke-4, atau lebih tepatnya pada tahun 385 M.

Adanya prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara ini sebagai bukti perluasan wilayah. Prasasti kebon kopi atau tapak kaki gajah salah satu bukti peninggalan dari Kerjaan Tarumanegara yaitu Raja Purnawarman, raja yang dikenal sangat agung, gagah, pemberani memiliki segala kelebihan dari mulai politik perang maupun kenegaraan.

“Awal mula disebut dengan Prasasti Kebon Kopi atau yang sering dikenal dengan Prasasti Tapak Gajah pada zaman itu, sedang dilakukan penebangan hutan untuk perkebunan kopi milik orang Belanda,” ucap Ugan Sugandi salah satu juru kunci situs sejarah ini.

Dikenal dengan Prasasti Tapak Gajah, merupakan peninggalan dari gajah milik Raja Purnawarman yang sedang menunggangi gajah yang bernama Gajah Airawata.

Prasasti ini adalah salah satu dari tiga buah prasasti yang berada dikawasan Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, yang sangat penting nilainya bagi sejarah Kerajaan Tarumanegara pada abad ke-5 sampai abad ke-7 M.

Adapun dua Prasasti lainnya adalah Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Muara Cianten, kedua prasasti tersebut dapat ditemukan tidak jauh dari prasasti Kebon Kopi.

Untuk mengujungi situs prasasti bersejarah tersebut wisatawan harus menempuh 19 kilometer dari sebelah barat laut pusat Kota Bogor.

Disepanjang jalan menuju destinasi wisata bersejarah tersebut pengunjung akan disuguhkan pemandangan hijau dengan udara yang sejuk, sungguh bukan hanya banyak pengetahuan tentang sejarah yang akan didapat namun pengujung akan mersa hanyut menyatu dengan alam.

Jalanannya sudah cukup bagus, tidak ada medan jalan yang sangat terjal untuk ditempuh. Sehingga sangat memudahkan wisatawan untuk mengujungi lokasi tersebut.

Pengunjung tidak harus mengeluarkan biaya masuk, karena tidak dipungut biaya sepeserpun.

“Pengujung perbulan bisa mencapai 500 orang bahkan 1.000 pengujung dari berbagai wisatawan umum, Rekapitulasi dibulan November lalu mencapai 700 orang pengunjung dari berbagai kalangan wisatawan” ujar Ugan.

Destinasi wisata bersejarah ini, dibuka untuk umum dari mulai kunjungan anak sekolah, mahasiswa maupun masyarakat umum lainnya. Buka pada hari Senin-Minggu mulai pukul 07.00-17.00 WIB. (Muhammad Rizki Wayula/ Ratnasari)

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here