Bogordaily.net– Salah satu negara di Eropa diprediksi akan mengalami resesi dengan waktu yang lama. Negara tersebut yakni Swedia, yang diperkirakan akan memasuki resesi hingga 2024.
Dilansir CNBC Indonesia, Menteri Keuangan Elisabeth Svantesson mengatakan hal ini terjadi lantaran melonjaknya harga energi yang mendorong inflasi, sehingga memukul rumah tangga dan bisnis.
Dari data terbaru, Produk Domestik Bruto (PDB) Swedia diperkirakan akan berkontraksi sebesar 0,7% pada 2023, dibandingkan dengan perkiraan November untuk penurunan 0,4%. Sementara inflasi utama diperkirakan sebesar 6% tahun depan, naik dari perkiraan awal 5,2%.
“Saya mengatakan pada Oktober bahwa Swedia sedang menuju musim dingin ekonomi dan apa yang kita lihat sekarang adalah musim dingin terlihat lebih berlarut-larut dari yang kita duga,” kata Elisabeth Svantesson dalam konferensi pers mengutip Reuters, Kamis 22 Desember 2022.
“Perkembangan yang lemah… sepertinya tidak akan mencapai titik terendah hingga tahun 2024,” lanjutnya.
Sementara itu ekonomi Swedia terlihat tumbuh hanya 1% pada 2024, turun dari 2% pada perkiraan sebelumnya. Ini terjadi sebelum ekonomi pulih ke pertumbuhan 2,7% pada 2025, menurut prediksi kementerian tersebut.
Rumah tangga Swedia pun menjadi semakin suram dalam beberapa bulan terakhir. Mereka dilanda inflasi, kenaikan biaya hipotek, dan harga listrik yang mencapai rekor tertinggi. Tingkat kepercayaan konsumen pada November juga mendekati rekor terendah.
“Penting untuk mengatakan bahwa saat ini, kita tidak sedang melihat krisis ekonomi, kita sedang melihat krisis energi. Banyak orang benar-benar berjuang… tetapi perekonomian secara keseluruhan tidak,” jelasnya.***