Tuesday, 7 May 2024
HomeKota BogorSebanyak 8 Anak Tewas Akibat DBD di Kota Bogor

Sebanyak 8 Anak Tewas Akibat DBD di Kota Bogor

Bogordaily.net – Sejak Januari hingga November tercatat 1.428 orang terserang , sebanyak delapan orang tewas meliputi usia balita dan anak-anak. Dibanding tahun lalu, jumlah warga di Kota Bogor yang terserang meningkat.

“Meski begitu, dari jumlah warga terjangkit ini sudah ada beberapa yang berangsur membaik dan sembuh,” kata Sekretaris Dinkes Kota Bogor, Erna Nuraena, Sabtu 10 Desember 2022.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor diantaranya pada Januari terdapat 129 kasus, Februari 75 kasus, Maret 155 kasus, April 151 kasus.

Lalu, Mei 116 kasus, Juni 135 kasus, Juli 135 kasus, Agustus 115 kasus, September 136 kasus, Oktober 132 kasus serta November 149 kasus.

Pada setiap bulannya terjadi kematian penderita . Peristiwa naas itu terjadi pada periode Mei satu orang, Juni satu orang, Juli satu orang, Agustus satu orang sedangkan pada September terjadi lonjakan kematian yang mencapai dua orang, lalu Oktober dan November beturut tuturut setiap bulannya satu orang tewas akibat .

Menurutnya, penyakit masih menjadi masalah kesehatan dan ancaman serius, di sejumlah wilayah di Indonesia khususnya di musim penghujan. Sampai bulan November penyebaran kasus terbanyak di wilayah Kota Bogor pada tahun 2022

Tercatat di Kelurahan Katulampa di temukan sebanyak 92 kasus , Kelurahan Cikaret 60 kasus dan di Kelurahan Mulyaharja juga Kelurahan Baranangsiang di temukan sebanyak 50 kasus .

“Rata-rata usia yang terjangkit demam berdarah di wilayah Kota Bogor yaitu rentang usia 5-14 tahun,” ujar Erna.

Erna menjelaskan, bahwa salah satu penyebab penyebaran kasus DBD masih tinggi di wilayah Kota Bogor, yaitu karena masih kurangnya kepedulian masyarakat untuk melakukan upaya preventif penularan penyakit DBD di wilayah Kota Bogor.

“Angka bebas jentik nyamuk di wilayah Kota Bogor pada bulan November masih di 94,11 persen,” jelasnya.

Dinas Kesehatan Kota Bogor yang di bantu oleh Puskesmas di wilayah Kota Bogor, kata Erna, melakukan penanganan untuk penurunan angka DBD yaitu dengan meningkatkan peran serta masyarakat.

Untuk itu, dalam upaya pengendalian vektor nyamuk Aedes Aegypti sesuai Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dengan melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Secara mandiri satu minggu sekali mengaktifkan gerakan satu rumah satu jumantik, di lingkungan rumah tempat tinggal dengan cara mengajak keluarga untuk melakukan 3M plus di rumah masing-masing.

“Berkoordinasi untuk membentuk jumantik lingkungan, koordinator jumantik dan supervisor jumantik meningkatkan upaya 3M plus Menguras, Menutup, Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” paparnya.

Kemudian, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, misalnya water toren, gentong atau tempayan penampung air, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk.

Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk dan Menggunakan anti nyamuk semprot maupun oles bila diperlukan.

“Kita juga melakukan kegiatan pengasapan atau fogging menggunakan insektisida hanya mampu membunuh nyamuk dewasa untuk wilayah yang tercatat terjangkit demam berdarah,” ungkapnya. (Ibnu Galansa)

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here