Bogordaily.net– PCOS atau sindrom ovarium polikistik merupakan kondisi yang menyebabkan penderitanya memiliki banyak kista kecil pada indung telur atau ovarium. Apa itu penyakit PCOS? Berikut penjelasannya.
PCOS adalah hormon androgen yang berlebih pada wanita dan terjadinya resistensi insulin. Ovarium atau indung telur adalah salah satu organ reproduksi di tubuh wanita. Setiap wanita mempunyai dua buah ovarium. Fungsi utama dari ovarium adalah menyimpan dan memproduksi sel telur.
Sebagaimana dilansir dari laman Hellosehat.com, kata “polikistik” memiliki arti “kista yang banyak”. Istilah tersebut menggambarkan kondisi kista yang terdapat di ovarium.
Kista merupakan benjolan-benjolan kecil berisi cairan. Setiap benjolan mengandung sel telur yang belum matang dengan sempurna. Masalah pada kesuburan, siklus menstruasi, penampilan, bahkan produksi hormon pria berlebih adalah beberapa kondisi yang mungkin akan dialami oleh penderita PCOS.
Apa itu PCOS? Nah, dalam kasus yang lebih serius, PCOS adalah penyakit yang dapat mengakibatkan masalah pada berat badan dan fungsi jantung. Kondisi ini umumnya berkaitan dengan kadar hormon insulin yang berlebihan di dalam tubuh. PCOS merupakan penyakit yang sering kali dikaitkan dengan risiko diabetes.
Apa itu PCOS? Penyakit ini ternyata masih belum dapat disembuhkan secara tuntas. Artinya, pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara tuntas masih belum tersedia. PCOS adalah kondisi yang relatif umum terjadi, terutama ketika wanita mempunyai masalah susah hamil.
Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit PCOS dapat menyerang wanita dengan kesuburan yang normal. Sekitar 5% hingga 10% wanita berusia 15-44 terdiagnosis dengan penyakit ini.
Usia 20-30 tahun umumnya adalah waktu para penderita PCOS baru mengetahui mereka memiliki sindrom ini. Biasanya, hal ini diketahui ketika ingin melakukan program hamil dan memiliki masalah kehamilan. Namun, sindrom ini dapat terjadi pada usia berapa saja setelah melewati masa pubertas.
Apa Itu PCOS? Ini adalah kondisi yang umum terjadi dan menyerang antara 1 dari 10-20 wanita berusia subur. Kondisi ini dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada.***