Sunday, 5 May 2024
HomeKota BogorDosen Sains Komunikasi Unida Sampaikan Kolaborasi Heksahelix untuk Selesaikan Masalah Lingkungan

Dosen Sains Komunikasi Unida Sampaikan Kolaborasi Heksahelix untuk Selesaikan Masalah Lingkungan

Bogordaily.net Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dan Ilmu Komputer (FISIPKOM), Universitas Djuanda Bogor Robby Firliandoko menghadiri kegiatan Focus Group Discussion (FGD) & Kick-Off Program EcoRanger dan UNICEF, di Hotel Savero Style Bogor, Kamis 26 Januari 2023.

Mengusung tema Support Capacity and Action Development for Young to Address Environmental Degradation, Robby Firliandoko menejelaskan betapa pentingnya dengan berbagai stakeholder untuk menyelesaikan masalah .

Menurut nya, dinilai dapat mengakselerasi terwujudnya sebuah pencapaian dan menyelesaikan masalah sosial. Namun, sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh satu atau dua kelompok melainkan stakeholder heksahelix.

Robby menjelaskan, heksahelix tersebut perlu melibatkan akademisi, sektor bisnis, komunitas, pemerintah, media dan agregator.

“Sekarang kita gak bisa sendiri, bisa tapi pasti lebih berat. adalah kuncinya. Hari ini sudah ada dari pemerintah, komunitas dan agregator, dan saya hadir sebagai akademisi. Untuk bisa menyukseskan kegiatan Eco Ranger di Kabupaten Bogor, baiknya perlu kita libatkan dari sektor bisnis dan media,” kata Robby.

Dosen muda yang juga Founder Bogor Ngariung tersebut menyampaikan, bahwa masalah lingkungan di Bogor merupakan masalah yang besar. Tidak hanya berdampak pada lingkungan dan kesehatan, masalah lingkungan di Kabupaten Bogor juga dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir, longsor dan kekeringan air.

“Tahun lalu saya melalukan riset mengenai perilaku komunikasi gerakan sosial komunitas perubahan iklim, komunitas perubahan iklim yang menjadi informan menyampaikan bahwa beberapa bencana alam di Kabupaten Bogor merupakan bukti nyata dampak masalah lingkungan dan perubahan iklim dan anak menjadi korban tertinggi,” jelas Robby.

Mewakili Kementerian dan Kehutanan, Mutiara F. Siadari sebagai Kepala Dekontaminasi Lokasi Limbah B3 Bidang Pertambangan dan Energi, Kementerian dan Kehutanan menyampaikan, bahwa anak muda menjadi salah satu kelompok sasaran yang ingin diadvokasi.

Anak muda perlu dilindungi dan terhindar dari pencemaran akibat limbah B3. Limbah B3 bila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan masalah sosial seperti kebakaran dan berdampak pada kesehatan.

“Tugas pokok kami adalah tanggap darurat dan pemulihan lahan terkontaminasi. Pengelolaan limbah b3 itu perlu melalui proses pengurangan, penyimpanan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, penimbunan dan terakhir dumping. Keterlibatan anak muda sangat dibutuhkan, salah satunya dalam proses pengurangan yang sudah dilakukan komunitas,” katanya

Sementara, Manager Program Community Empowerment Greenaration Foundation (GF) Dimas menyampaikan, bahwa GF adalah LSM yang berfokus pada pemanfataan media kreatif adaptif dalam mengubah perilaku manusia untuk menerapkan konsumsi dan produksi berkelanjutan di Indonesia.

“EcoRanger adalah program pendampingan pengembangan komunitas lokal untuk menerapkan praktik produksi dan konsumsi berkelanjutan. Dan pada tahun 2023 ini kami berkolaborasi bersama UNICEF untuk mengentaskan masalah lingkungan di Bogor. Selama enam bulan ke depan kami akan melakukan pengembangan kapasitas, mencetak agent of change dan memfasilitasi agent of change untuk menerapkan solusi dan idea mereka,” kata Dimas.

Farah, yang juga dari GF menyampaikan bahwa Tim GF telah melakukan riset di Kabupaten Bogor. Menurutnya, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tahun 2022, menyampaikan bahwa dalam tiga tahun terakhir volume sampah selalu meningkat. Selain itu, pencemaran udara dan air di beberapa tempat juga terjadi.

“Pencemaran limbah B3 merupakan toxic bagi manusia dan bisa menyebabkan keracunan yang berbahaya bagi hati, ginjal dan organ lainnya. Menurut data BPS 2022, jumlah penduduk balita hingga anak-anak di Indonesia sebanyak 16 persen dan remaja 25 persen. Untuk itu kami berkolaborasi bersama UNICEF untuk melakukan kegiatan di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tegal,” katanya.

Farah menambahkan, di Desa Cinangka Kabupaten Bogor dan beberapa desa lainnya ditemukan adanya paparan kadar di sekitar peleburan aki bekas.

Dalam kesempatan yang sama, UNICEF Environment and Climate Action Specialist, Aryanie Amellina menyampaikan, bahwa aksi lingkungan untuk anak muda adalah untuk membangun kesadaran anak muda untuk peduli dan terlibat dalam mitigasi pencemaran lingkungan.

“Anak perlu dilindungi dan bencana dan risiko lingkungan. Dalam aksi, kami juga mendorong anak muda untuk ikut serta dalam hal mitigasi dan advokasi. Dalam masalah lingkungan, anak muda selalu jadi sasaran kami karena kami ingin mereka menjadi agent of change. 4 pilar kami untuk anak muda yakni Melibatkan, Menjadikan mereka sebagai penerima manfaat, Mengurangi polusi dan Melindungi anak-anak dari bencana,” ungkapnya.

(Ibnu Galansa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here