Sunday, 5 May 2024
HomeNasionalIni Motif Wowon Serial Killer Racuni Sekeluarga di Bekasi, Salah Satu Korban...

Ini Motif Wowon Serial Killer Racuni Sekeluarga di Bekasi, Salah Satu Korban Istri Sendiri

Bogordaily.net– Sekeluarga yang sempat diduga keracunan di belakangan terungkap diduga dibunuh dengan cara diracun. Polisi telah menangkap tiga pelaku yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehuddin. Salah satu tersangka Wowon bahkan diduga terlibat serial killer.

Wowon adalah suami dari salah satu korban tewas, Ai Maimunah. Tak hanya itu Ai Maemunah juga rupanya anak tiri dari Wowon yang akhirnya ia nikahi. Sementara Solihin adalah rekan Wowon.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan ketiga tersangka diduga melakukan pembunuhan dengan memberi racun pestisida kepada korban yang berjumlah empat orang.

Tiga korban tewas dalam kasus ini yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (20) serta M Riswandi (16), dan satu orang yang masih dirawat, yakni NAS (5).

“Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut serial killer dengan motif janji-janji yang dikemas dengan kemampuan supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya,” jelas Fadil di dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, seperti dikutip dari Detik.com, Kamis, 19 Januari 2023.

Wowon Erawan alias Aki (60), pelaku pembunuhan sekeluarga tewas diracun diduga melakukan aksinya lantaran para korban tahu bahwa pelaku adalah serial killer.

Fadil menjelaskan dalam kasus tersebut mereka memiliki peran berbeda.  Peran Wowon Erawan alias Aki dan partner in crime-nya, Solihin alias Duloh. Keduanya merupakan pelaku pembunuhan sekeluarga yang tewas di Bantargebang .

“Duloh, Aki ini adalah partner in crime. Sebenarnya antara para pelaku dengan korban ini sebenarnya ada keterkaitan satu dengan lain,” jelasnya.

Solihin alias Duloh mengenalkan dirinya kepada para target sebagai orang yang memiliki ilmu untuk meningkatkan kekayaan. Sedangkan Wowon ditugaskan untuk mencari korban.

“Duloh atau Solihin, Wowon atau Aki ini, Duloh menarasikan dirinya memiliki kemampuan untuk mampu meningkatkan kekayaan. Kemudian menyuruh Aki untuk mencari korban,” kata Fadil.

Setelah Wowon mendapatkan korban, keduanya mendapatkan uang atas jasanya tersebut. Setelah korban sadar merasa tertipu, korban kemudian mendatangi Solihin. Namun, korban tersebut diracun hingga tewas. Bahkan orang yang mengetahui aksinya juga akan dibunuh.

“Ada janji dan motivasi palsu, kemudian ada janji dan motivasi kepada target, setelah ditagih maka kemudian para korban ini yang sudah tertipu dihilangkan nyawanya,” sambungnya.

Dalam kasus pembunuhan di , ketiga tersangka memiliki peran berbeda. Wowon Erawan alias Aki berperan menyuruh melakukan pembunuhan. Solihin alias Duloh berperan mencari rumah kontrakan, membeli, meracik dan memberikan racun kepada korban. Kemudian M Dede Solehudin berperan membeli kopi dan menggali lubang yang telah dipersiapkan untuk mengubur korban.

“Korban meninggal dunia di ini dibunuh karena para tersangka ini diketahui melakukan tindak pidana lain,” ujar Fadil Imran.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjeaskan korban pembunuhan berantai dengan modus supranatural atau serial killer supranatural berjumlah sembilan orang. Tiga korban ditemukan di , empat di Cianjur, dan satu lagi ditemukan di laut lalu dikuburkan di Garut.

“Penyidik lapangan kami masih di Cianjur sudah dibongkar tempat dikuburkannya korban-korban ini ada di sebelah WC ada yang di dalam rumah dan lain sebagainya,” kata Hengki Haryadi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.

Korban sebagian besar merupakan keluarga para tersangka. Selain itu, ada korban yang merupakan TKW yang mengirimkan uang kepada para tersangka.

Hengki mengatakan timnya juga mengusut sejak kapan aksi keji para tersangka itu dilakukan. Dia menyebut ada salah satu korban yang diduga dibunuh pada 2020. Selain itu, ada pula korban yang merupakan balita. Kerangka korban ditemukan di Cianjur.

“Kalau yang atas nama Bayu usia 2 tahun itu cukup memprihatinkan. Kita temukan tadi kerangka dan sepatu anak di bawah umur di sana, itu baru, menurut pengakuan tersangka, tiga bulan. Nanti forensik yang menentukan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan polisi menangkap tiga terduga pelaku dalam kasus yang menyedot perhatian tersebut. Lima orang dalam satu keluarga semula disebutkan keracunan di . Dari lima orang itu, ibu dan 2 anaknya tewas keracunan. Dua korban lainnya selamat.

Polisi kemudian mendalami kasus tersebut Polda Metro bahkan turun tangan dan menggandeng sejumlah ahli hingga menangkap pelaku.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here