Thursday, 2 May 2024
HomeKulinerMengenal Kue Natal Oliebollen di Belanda yang Mirip Odading

Mengenal Kue Natal Oliebollen di Belanda yang Mirip Odading

Bogordaily.net cuitan antrean kue yang dijual di musim liburan Natal di . Sudah antre lama selama dua jam hingga kedinginan, seorang WNI kaget karena kue oliebollen itu rasanya mirip .

Menurutnya, itu memang tapi versi Belanda. Cuitan @jastairvine tersebut memperoleh likes lebih dari 53 ribu dan diretweet lebih dari 10 ribu kali.

Seperti diketahui, kue Mang Oleh di Bandung sempat pada beberapa tahun lalu setelah promosi yang tidak biasa oleh Ade Londok. adalah roti goreng yang berbentuk kubus atau balok dengan tekstur kulit luar yang renyah.

biasanya digoreng hingga berwarna kecoklatan dengan taburan gula atau wijen pada bagian atasnya. Beberapa daerah di Indonesia memiliki nama yang berbeda untuk seperti bolang-baling (Semarang), gembukan (Solo), kue bantal (Jakarta), kue bohong (Medan), dan sebagainya.

Lalu, sebenarnya apa sih kue oliebollen? Benarkah itu adalah versi Bandung?

Melansir Dutch Review, orang Belanda memang memiliki tradisi untuk memakan oliebollen saat Natal dan Malam Tahun Baru. Oliebollen adalah kue berbentuk bola-bola kecil yang digoreng dalam minyak panas.

(Bakken.nl/Bogordaily.net)

Kalau diterjemahkan, oliebollen berarti bola minyak. Kudapan ini biasa dikonsumsi dengan isian kismis atau taburan gula bubuk di atasnya. Tak jarang, kayu manis atau apel juga ditambahkan ke dalam adonan.

Meninjau dari sejarahnya, tidak ada yang tahu pasti kapan orang Belanda pertama kali membuat oliebollen. Namun, terdapat lukisan karya Aelbert Cuyp pada 1652 yang menggambarkan panci masak dengan oliebollen di atasnya.

Sebagian meyakini, oliebollen kemungkinan sampai ke Belanda dibawa oleh orang-orang Yahudi Sephardic Portugal dan Spanyol yang terpaksa melarikan diri pada Abad Pertengahan.

Ada juga kisah lain ketika penduduk Republik Batavia dan Frisia membuat makanan yang terbuat dari semacam adonan berlemak setiap pergantian tahun. Hal tersebut untuk menghindari kebengisan Dewi Perchta.

Ia dipercaya akan berkeliling pada musim dingin untuk merobek perut orang-orang yang memiliki lemak perut. Namun, mereka yang mengonsumsi adonan berlemak tersebut akan selamat.

Ketika Belanda menguasai perdagangan dunia pada abad ke-17, mereka dengan mudah memperoleh minyak zaitun dan tepung. Dengan begitu, kue menjadi lebih tebal dan digoreng dengan minyak lebih banyak.***

Copy Editor: Riyaldi

 

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here