Bogordaily.net – Sempat menjadi tren di awal pandemi Covid-19, kini usaha tanaman hias mengalami penurunan. Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Makmur bahkan menyebut, ekspor tanaman hias menurun hingga 50 persen.
“Penurunan nya sampai 50 persen untuk ekspor, mangkannya mereka memilih pasar lokal dibanding ekspor, meski harganya jualnya berbeda, ” ujar Makmur, Sabtu 21 Januari 2023.
Makmur mengungkapkan, penurunan ekspor tanaman hias itu dipengaruhi oleh kegiatan masyarakat di luar negeri sana yang kembali normal pasca pandemi Covid-19.
“Kalau disaat pandemi kan banyak orang work from home, jadi banyak aktifitas masyarakat lebih di rumah. Jadi banyak waktu untuk mengurus tanaman dan pesanan tinggi,” kata Plt Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor.
Saat pandemi, kata dia, omset berbisnis tanaman hias justru meningkat pesat dengan rata-rata para penjual tanaman hias meraup keuntungan sebesar Rp200 hingga Rp300 juta per bulan dari bisnis ekspor.
Kendati demikian, pihaknya menuturkan, untuk bertahan hidup dari usaha tanaman hias ini, para petani dan pengusaha memilih menjual ke pasar lokal yang masih dinilai stabil.
“Penurunan nya sampai 50 persen untuk ekspor, mangkannya mereka memilih pasar lokal dibanding ekspor, meski harganya jualnya berbeda, ” sambungnya kepada wartawan.
Sementara itu, salah satu petani tanaman hias asal Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor Fatet mengungkapkan, memang terdapat penurunan penjualan saat ini.
“Kalo ekspor penghasilan saya bisa puluhan hingga ratusan juta rupiah,” kata Fatet
Biasanya kata Fatet, pembeli dari negara luar membeli tanaman hias melalui media sosial instagram.
“Biasanya kalo orang luar beli kontak ke kami lewat DM instagram, sekarang mah belum ada lagi yang beli,” tambahnya.
(Mutia Dheza Cantika)