Bogordaily.net– ABG dihamili jin bikin heboh. Gadis asal Cibatu, Kabupaten Garut itu kabarnya dihamili jin hingga melahirkan. Belakangan terkuak, gadis berusia 13 tahun itu ternyata diperkosa bapak tiri.
Namun, ABG yang mengaku dihamili jin telah melahirkan pada Desember 2022 lalu. Warga kaget, sebab ia masih duduk di bangku kelas 1 SMP.
“Awalnya kami heran, kenapa anak ini bisa hamil. Kemudian kami melakukan penelusuran” kata Kepala Desa setempat Solahul Gina sebagaimana dikutip dari DetikJabar.
Ia mengatakan kasus tersebut terungkap saat anak itu melahirkan dibantu bidan di desanya. Pihaknya lalu melakukan penelusuran. Usut punya usut, keluarga menyampaikan kalau anak itu dihamili jin.
Akan tetapi, pihak desa yang menerima laporan tidak percaya. Mereka lalu melakukan penelusuran.
“Ibunya mengaku anaknya bilang dia dihamili jin. Kami yang menerima laporan lantas tidak percaya begitu saja,” katanya.
Kemudian, ia mengantar paman korban membuat laporan polisi terkait itu. Polisi bergerak cepat dan menyelidiki. Alhasil terungkap gadis itu bukan dihamili jin. Akan tetapi, ia diperkosa bapak tirinya.
Kronologi Perkosaan
Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro mengatakan setelah dilakukan pendalaman, ABG yang awalnya disebut dihamili jin diperkosa AAS (45), bapak tirinya.
“Ternyata pelaku yang menghamili korban adalah ayah tirinya sendiri. Jadi sang ibu, menikah dengan pelaku. Mereka tinggal bertiga di satu rumah tersebut,” kata Rio.
Baca Juga: Viral, Kisah Anak Usia 12 Tahun Hamil 8 Bulan Usai Diperkosa
Ia menjelaskan, pihaknya melakukan penyelidikan dan langsung menangkap pelaku di rumahnya. Pelaku juga sudah ditahan di Mako Polres Garut.
“Pelaku sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Yang bersangkutan sudah mengakui perbuatannya,” imbuhnya.
Kapolres menjelaskan, pelaku mengaku mencabuli anaknya. Tak hanya sekali, pelaku bahkan sampai mencabuli anak tirinya 15 kali.
“Pengakuan dari korban, aksi pencabulan ini sering dilakukan,” kata Rio.
Pencabulan dilakukannya saat sang istri lengah. Selana ini, ibu korban tidak memiliki kecurigaan terhadap suaminya. Bahkan, ibu korban menganggap suami barunya itu sayang kepada anaknya.
“Dilakukan di rumah. Contohnya ketika sang ibu berada di dapur dan di halaman rumah. Sang anak ini sebetulnya teriak. Tapi karena anaknya sering bercengkrama dianggap candaan biasa,” jelasnya.***