Friday, 29 March 2024
HomeKulinerAsal Usul dan Filosofi Lontong Cap Go Meh, Wajib Ada Saat Perayaan

Asal Usul dan Filosofi Lontong Cap Go Meh, Wajib Ada Saat Perayaan

Bogordaily.net – Simak asal usul Cap Go Meh beserta filosofinya. Dalam perayaan yang berlangsung lima belas hari setelah Imlek ini, wajib menyertakan beberapa khas, salah satunya adalah Cap Go Meh.

adalah hidangan khas nusantara. Dulu, pendatang Tionghoa pertama kali bermukim di kota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa, maka ini sudah menjadi sahabat para pendatang Tionghoa dan bahkan dijadikan wajib saat perayaan Cap Go Meh.

Asal Usul Cap Go Meh

Konon, makanan ini di latar belakangi oleh banyak pria imigran Tionghoa pada abad ke-14 tidak diizinkan membawa wanita dan akhirnya menikahi wanita Jawa setempat dan beradaptasi terhadap masakan di Pulau Jawa.

Masakan khas yang dikenal sebagai Cap Go Meh ini terdiri dari banyak lauk pauk dan bahan-bahan yang disatukan menjadi satu sajian yang nikmat. Biasanya yang banyak ditemukan adalah berisi lontong, opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng ati, telur pindang, koya, sambal terasi, acar dan kerupuk Udang.

Lontong Cap Go Meh diyakini melambangkan pembauran dua budaya, suasana kemeriahan tahun baru dan simbol keberuntungan, di mana bentuk lontong memanjang dikatakan sebagai simbol panjang umur. Telur yang dimasak sebagai pindang melambangkan keberuntungan dan kuah santan kunyit melambangkan emas sebagai lambang kekayaan.

Menurut sejarahnya, lontong Cap Go Meh ini adalah hidangan hasil percampuran budaya dari masakan Jawa dan Cina. Ada latar belakang yang menyebabkan tercipta hidangan Cap Go Meh ini.

Merujuk laman Indonesia Travel, pada abad ke-14 saat imigran Tionghoa mulai masuk ke tanah Jawa, mereka tidak diizinkan membawa perempuan asal negaranya. Hal itu menyebabkan pria Tionghoa banyak menikah dengan perempuan Jawa yang sekaligus menciptakan budaya campuran Tionghoa-Jawa.

asli Jawa pun turut mewarnai perayaan hari-hari besar Tionghoa termasuk Imlek dan Cap Go Meh. Jika Imlek makanan yang biasa dihidangkan adalah yuanxiao atau bola nasi, maka diganti dengan lontong bungkus daun yang berbentuk panjang.

Khusus lontong Cap Go Meh, sejarahnya konon berasal dari masa ketika Sam Po Kong atau Laksamana Zheng He datang ke wilayah Semarang, Jawa Tengah. Ia membuat sayembara yang berbunyi, siapa saja dapat membuat hidangan sup paling lezat untuk dihidangkan saat Cap Go Meh, akan diberi hadiah.

Seorang kepala desa atau Datuk pun datang kemudian memasak hidangan lezat dengan berbagai bahan yang ia temukan untuk Sam Po Kong. Saat masakannya disantap, Sam Po Kong berkata bahwa sup yang di masak oleh Datuk itu “Luang tang shiwu ming” atau sup aneka bahan ini di urutan 15.

Akibat perbedaan dialek Hokkian, yang terdengar oleh Datuk adalah “Luan dang cap go mia” kemudian menjadi “Lontong Cap Go Meh” oleh pengucapan lidah orang Jawa. Nama tersebut pun masih digunakan hingga kini.

Makna filosofi lontong Cap Go Meh

Aneka hidangan yang disajikan dalam perayaan Cap Go Meh ini memiliki nilai filosofi tersendiri dan mengandung harapan serta doa baik untuk perjalanan setahun ke depan sehingga akan disajikan untuk disantap beramai-ramai.

Lontong dengan bentuknya yang panjang memiliki makna harapan agar diberi panjang umur. Sementara sayur dan lauk yang berkuah santan kuning keemasan, adalah harapan agar rejeki bisa bagus seperti emas akan hadir sepanjang tahun.

Sayur lodeh rebung yang melengkapi lontong Cap Go Meh juga memiliki makna yakni melambangkan kekuatan dan kekar seperti bambu.

Telur adalah hidangan yang bermakna keberuntungan, sementara daging yang dimasak merah perlambang kesejahteraan. Demikian pula opor ayam yang melambangkan kerja keras karena ayam suka bekerja keras dan gigih mencari makan.

Ketika menyajikan lontong Cap Go Meh, mangkuk atau piring harus terisi penuh hingga menjulang dengan aneka lauk pauk yang melambangkan rejeki berlimpah.(*)

Copy Editor: Riyaldi

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here