Wednesday, 1 May 2024
HomeBeritaKenapa Gempa Turki Begitu Mematikan? Ini Penjelasannya

Kenapa Gempa Turki Begitu Mematikan? Ini Penjelasannya

Bogordaily.net – Kenapa begitu mematikan? dan mengapa efek gempa tersebut begitu serta apa yang akan terjadi setelahnya? Berikut penjelasannya sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa, 7 Februari 2023.

Sejumlah laporan media asing menyebutkan gempa bumi yang melanda Turki ini sering terjadi karena Turki berada jalur gempa yang termasuk paling aktif di dunia, terutama karena adanya dua patahan di Lempeng Anatolia.

Hal tersebut diungkapkan seismolog mengacu pada dengan retakan lebih dari 100 km antara lempeng Anatolia dan Arab.

Turki memang diketahui berada di jalur gempa yang paling aktif di dunia. Turki berada di Lempeng Anatolia. Patahan Anatolia Utara membentang antara Lempeng Anotalia dan Lempeng Eurasia di sebelah utara daratan Turki.

Sementara Patahan Anatolia Timur membentang di sepanjang lempeng Arab hingga bagian tenggara Turki.

Baca Juga: WHO Beri Peringatan, Korban Tewas Gempa Turki Bisa Meningkat 8 Kali Lipat

Pusat gempa berada sekitar 26 km sebelah timur kota Nurdagi di Turki pada kedalaman sekitar 18 km di Patahan Anatolia Timur. Gempa menyebar ke arah timur laut, membawa kehancuran ke Turki tengah dan Suriah.

Selama abad ke-20, Patahan Anatolia Timur menghasilkan sedikit aktivitas seismik besar. “Jika kita hanya melihat gempa (besar) yang direkam oleh seismometer, itu akan terlihat kurang lebih kosong,” kata Roger Musson, rekan peneliti kehormatan di British Geological Survey.

Hanya tiga gempa bumi yang terdaftar di atas 6,0 Skala Richter (SR) sejak 1970 di daerah tersebut, menurut Survei Geologi AS (USGS). Namun, pada 1822, gempa berkekuatan 7,0 melanda wilayah tersebut, menewaskan sekitar 20.000 orang.

Di turki, rata-rata ada kurang dari 20 gempa bermagnitudo lebih dari 7,0 setiap tahun. Hal itu membuat peristiwa baru-baru ini tergolong kejadian luar biasa.

Joanna Faure Walker, kepala Institut Pengurangan Risiko dan Bencana University College London, menjelaskan dibandingkan dengan gempa M 6,2 yang melanda Italia tengah pada 2016 dan menewaskan sekitar 300 orang, -Suriah melepaskan energi 250 kali lebih banyak.

Adapun, hanya dua gempa paling mematikan dari 2013 hingga 2022 yang besarnya sama dengan pada Senin.

Patahan Anatolia Timur juga diketahui merupakan sesar geser.

Pada saat itu, lempengan batuan padat saling mendorong melintasi garis patahan vertikal, membangun tekanan hingga akhirnya tergelincir dalam gerakan horizontal, melepaskan sejumlah besar tekanan yang dapat memicu gempa bumi.

Patahan San Andreas di California mungkin merupakan patahan geser paling terkenal di dunia, dengan para ilmuwan memperingatkan bahwa bencana gempa sudah lama tertunda.

Pecahan awal -Suriah dimulai pada kedalaman yang relatif dangkal.

“Gempa di permukaan tanah akan lebih parah daripada gempa bumi yang lebih dalam dengan besaran yang sama di sumbernya,” kata David Rothery, ahli geosains di Universitas Terbuka di Inggris.

Sebelas menit setelah gempa awal, wilayah itu dilanda gempa susulan berkekuatan 6,7. Gempa berkekuatan 7,5 terjadi beberapa jam kemudian, diikuti oleh gempa 6,0 di sore hari.

Baca Juga: Korban Gempa Turki Diprediksi Tewaskan hingga 10 Ribu Orang

“Apa yang kami lihat sekarang adalah aktivitasnya menyebar ke patahan tetangga,” kata Musson. “Kami memperkirakan kegempaan akan berlanjut untuk sementara waktu.”

Selain itu, cuaca musim dingin yang dingin, tambahnya, membuat orang yang terperangkap di bawah reruntuhan memiliki peluang lebih kecil untuk bertahan hidup.***

Copy Editor: Riyaldi

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here